Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2019, 09:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bepergian dengan pesawat terbang ternyata menguras energi kita. Selain itu, kulit juga menjadu lebih kering dan beberapa bagian tubuh akan terpengaruh.

Pakar kesehatan bernama Matthew Goldman mengatakan, ini hal yang wajar terjadi karena tingkat tekanan, suhu, dan oksigen di kabin berfluktuasi.

Bahkan, kelembaban di ketinggian seringkali jauh lebih rendah daripada di permukaan laut. Ini yang mengacaukan beberapa fungsi normal tubuh manusia.

Biasanya, kita menggunakan pesawat saat ingin bepergian ke wilayah dengan zona waktu berbeda.

Melakukan kontak dengan puluhan atau ratusan manusia lainnya juga menjadi faktor pemicunya.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut efek bepergian dengan pesawat bagi tubuh kita dan cara mengantisipasinya.

1. Tingkat stres meningkat

Dr Goldman mengatakan, tingkat stres bisa meningkat sebelum kita menginjakkan kaki di pesawat.

Antrian di boarding pass yang penuh, ketakutan akan tertinggal pesawat, dan banyaknya bawang bawaan yang kita pindahkan melintasi bandara, semua itu bisa memicu stres.

Saat berada di pesawat, ada kemungkinan kita duduk di kursi yang tak nyaman dan bersentuhan dengan orang asing. Belum lagi juga kita takut ketinggian atau terbang di cuaca buruk.

Itu semua bisa menguji kesabaran kita. Oleh karena itu, kita harus merencanakan segala cara untuk meminimalisis stres.

Misalnya, menyiapkan obat yang kita butuhkan dalam tas kecil yang bisa di bawa dalam pesawat, menyiapkan perjalanan dengan lebih terencana, atau melakukan meditasi di pesawat.

Kita juga bisa memberi tahu pihak maskapai jika kita menderita penyakit tertentu yang membutuhkan perlakuan khusus.

Baca juga: Stres Ibu Juga Pengaruhi Psikologis Anak

2. Tubuh menjadi dehidrasi

Dr. Goldman mengatakan, kabin pesawat terbang memiliki tingkat kelembapan yang sangat rendah.

Kondisi ini terjadi karena sekitar 50 persen udara yang bersirkulasi di kabin ditarik dari luar, dan pada ketinggian yang tinggi, udara hampir sepenuhnya tanpa kelembaban.

Ini dapat menyebabkan tenggorokan, hidung, dan kulit terasa kering. Untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi, seringlah minum, bawalah botol air di tas yang bisa dibawa dalam pesawat.

Jangan hanya mengandalkan minuman yang disiapkan oleh pihak masakapai. Kenakan kacamata untuk membantu mencegah ketidaknyamanan pada mata.

Bawa lotion kecil untuk melembabkan kulit, tetes mata atau semprotan hidung untuk mengatasi dehidrasi di area tersebut.

Baca juga: Dehidrasi Juga Bikin Kita Sulit Tidur

3. Tubuh mudah terkontaminasi kuman

Kita mungkin berpikir sirkulasi udara di dalam kabin akan membuat penumpang mudah sakit.

Tapi, maskapai komersial sebenarnya memiliki sistem penyaringan canggih yang menghilangkan sebagian besar bakteri, jamur, dan virus dari udara.

Yang membuat mudahnya kontaminasi kuman atau bakteri adalah banyaknya manusia yang berada dalam pesawat itu.

"Kita dapat terkontaminasi dari penumpang lain yang batuk, bersin, atau bahkan hanya bernapas di dekat kita," kata Dr. Goldman.

Meja nampan, gesper sabuk pengaman, dan permukaan lain yang sering disentuh mungkin juga penuh kuman.

Untuk mengatasinya, sebaiknya kita melakukan vaksin anti flu, membawa pembersih tangan, dan pastikan untuk mencuci tangan dengan saksama selama perjalanan.

Baca juga: Sisa Minuman di Botol Bisa Jadi Sarang Kuman

4. Menguras energi

Tekanan udara lebih rendah pada saat berada di ketinggian. Ini berarti tubuh mengambil lebih sedikit oksigen.

Maskapai penerbangan "memberi tekanan" udara di kabin, tetapi tidak seperti tekanan di darat, sehingga ada lebih sedikit oksigen yang masuk ke tubuh saat kita terbang.

Inilah yang dapat membuat kita merasa kehabisan tenaga atau bahkan kehabisan napas.

Terjadinya dehidrasi dan duduk dalam waktu lama semakin memperburuk keadaan.

Selain itu, situasi jet lag saat kita bepergian di zona waktu yang berbeda juga membuat energi terkuras.

Menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah kuncinya. Bangun dan berjalan-jalan jika kita duduk selama lebih dari beberapa jam.

Kita juga bisa melakukan peregangan di kursi, seperti mengangkat kaki dari lantai pesawat, melenturkan dan mengarahkan jari-jari kaki agar darah tetap mengalir.

Jika kita bepergian ke zona waktu yang berbeda hanya untuk satu atau dua hari, Dr. Goldman merekomendasikan untuk menjaga jadwal tidur sesuai zona waktu asal kita.

Baca juga: Cara Bangkitkan Energi Tubuh Tanpa Harus Ngopi

5. Menyebabkan stres di telinga

Saat tekanan di kabin berubah, tekanan udara di dalam telinga bagian dalam mencoba menyesuaikan dengannya untuk menjaga keseimbangan.

Ini menyebabka jaringan telinga dan tuba eustachius mengalami stres tika tekanan luar berubah dengan cepat selama lepas landas dan mendarat, yang membuat telinga 'meletup' saat kita berada di pesawat.

Ketidakseimbangan itu dapat menyebabkan mabuk udara, yang terjadi ketika otak menerima pesan yang saling bertentangan tentang gerakan dan posisi tubuh di ruang yang disampaikan dari telinga bagian dalam, mata, reseptor kulit, dan otot serta sensor sendi.

Untuk mengatasinya, sebaiknya kita menelan atau menguap untuk membuka tuba eustachius, yang mengontrol tekanan di telinga tengah, saat lepas landas dan mendarat.

Untuk meminimalkan mabuk perjalanan, pilih tempat duduk dekat jendela di atas sayap, di mana tingkat gerakannya paling rendah dan memungkinkan kita dapat melihat cakrawala.

Baca juga: Menjaga Kulit Tetap Sehat Ketika Bepergian dengan Pesawat

6. Perut kembung

Perubahan tekanan yang sama menyebabkan gas di dalam perut dan usus mengembang. Inilah yang membuat perut terasa kembung.

Untuk mengatasinya, hindari konsumsi makanan cepat saji dan berminyak sebelum naik pesawat.

Kita juga harus menghindari makanan lain yang dapat membuat penumpukan gas di perut.

Baca juga: Sering Kembung saat Naik Pesawat? Lakukan 4 Trik Ini

Jika kita memiliki masalah medis kronis, Dr. Goldman merekomendasikan membawa salinan catatan medis penting atau terbaru.

Cara ini berguna agar pihak maskapai memberi pelayanan ekstra saat kita bepergian. Dan jika merasa tidak enak badan, mungkin ada baiknya menunda perjalanan udara.

Selai itu, saat saluran eustachius tersumbat oleh peradangan karena pilek atau alergi, telinga mungkin tidak dapat "meletup" saat lepas landas dan mendarat, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan bahkan merusak telinga.

Untuk informasi lebih akurat, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perjalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com