Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sackai Bags, Tas Kanvas "Handmade" yang Dibuat dengan "Happy"...

Kompas.com - 22/01/2019, 07:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Dari situ saya deformasi, stilir. Misalnya matanya dibikin jadi satu, kadang telinganya enggak ada, dibikin agak sedikit kartun karena setiap orang pasti ingat masa anak-anak," jelas Toto.

Meskipun kesan 'childish' atau kekanak-kanakan terkadang muncul, namun menurut Toto, banyak orang yang pada dasarnya senang bermain dan senang bernostalgia dengan masa lalu.

"Itu ide dasarnya, di samping kami juga tinggal di kota. Kalau tinggal di daerah batik, mungkin saya akan gambar batik," tutur dia.

Beberapa desain tas Sackai Bags sengaja diberi sentuhan surealis. Misalnya, pada koleksi "Fly to The Moon", di mana seekor kucing digambarkan seolah berubah menjadi bulan.

Ada pula "Humpback Whale" yang menyatukan gambar paus dengan ilustrasi Hokusai Great Wave milik seniman Jepang Katsushika Hokusai.

Dalam mendesain, Toto mencoba bereksplorasi dengan banyak unsur untuk memberi jembatan masuk bagi para pelanggan.

Sebab menurut dia, seseorang senang menggunakan produk yang memiliki unsur keterkaitan dengan diri mereka.

Baca juga: Batik Cirebon-Indramayu, antara Bisnis dan Corak

"Jadi ada story-nya. Entah lewat hewan, Hokusai, atau lainnya. Saya coba meraih itu agar bisa mengambil banyak peluang ke setiap orang secara pribadi," kata dia.

Beberapa bentuk produk yang dipasarkan Sackai Bags, antara lain rolltop backpack, swing bag, cross-body totebag, tote-backpack, hingga dompet dan pouch.

Proses pembuatan produk memiliki waktu pengerjaan yang beragam, termasuk jumlah produk yang dihasilkan.

Namun, setiap bulannya mereka bisa menghasilkan hingga sekitar 200 buah produk.

Untuk menjaga eksklusivitas koleksi, Sackai Bags tidak memproduksi kembali koleksi yang sudah habis.

Sebagai ganti, mereka akan meluncurkan model produk sama dengan desain yang baru.

Proses pembuatan produk Sackai Bags diawali dengan desain gambar yang dicetak pada kertas kalkir untuk dibuat menjadi film dan masuk ke kamar gelap.

Setelah melalui sejumlah proses hingga film tersebut menghasilkan lubang bermotif, barulah proses sablon manual dilakukan.

Hasil sablon kemudian dikeringkan dan di-press. Produk akan dicek terlebih dahulu kualitasnya sebelum akhirnya dilakukan proses jahit.

Harga produk Sackai Bags berkisar antara Rp 300-700 ribu dan memiliki berbagai pilihan warna, baik warna-warna cerah maupun warna-warna dasar.

Variasi warna rupanya juga didasari oleh warna kesukaan mereka masing-masing. Menurut Toto, istrinya cenderung menyukai warna-warna cerah, sementara dia lebih kepada warna-warna redup.

Ragam warna yang dipilih terkadang memiliki hasil yang mengejutkan ketika dipadukan dengan gambar-gambar yang diciptakan.

“Hasilnya jadi sangat variatif, itu kadang bikin saya takjub. Beberapa gambar kalau warna cerah akan terlihat sangat childish."

"Tapi ada beberapa gambar yang kalau kami bikin doff membuat dia jadi lebih dewasa meski gambarnya childish. Kombinasi itu yang saya mainkan,” kata Toto.

Mesin sablon yang digunakan Sackai Bags di workshop mereka di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Mesin sablon yang digunakan Sackai Bags di workshop mereka di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com