Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Berolahraga Lari Sambil Mendengarkan Musik

Kompas.com, 27 Februari 2019, 13:08 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita mungkin sering melihat banyak orang melakukan olahraga lari sambil mendengarkan musik dengan headset di telinga mereka.

Menurut survei yang dilakukan Runner's World pada 2016, 61 persen pelari mengatakan mereka mendengarkan sesuatu sambil berlari. 82 persen di antaranya mendengarkan musik favorit mereka.

Angka tersebut kurang lebih sama dengan tren studi yang dilakukan Running USA pada 2017. Lebih dari setengah pelari yang disurvei mengatakan mereka senang mendengarkan musik atau podcast sambil berlari.

Baca juga: Manfaat dan Bahaya Dengar Musik Saat Lari

Jika kamu merupakan salah satunya, berikut sejumlah manfaat berlari sambil mendengarkan musik menurut para ahli:

1. Lebih semangat berlari

Setiap pelari pernah mengalami hari-hari dimana mereka lari untuk jarak jauh atau berlatih untuk lomba maraton.

Pada hari-hari berat tersebut, kita mungkin membutuhkan motivasi lebih, salah satunya dari lagu-lagu yang kita suka.

Psikolog olahraga Costas Karageorghis, Ph.D mempelajari pengaruh positif musik terhadap para atlet. Ia sepakat bahwa menyetel musik bisa membantu para pelari meraih performa optimal ketika berlari.

"Musik membangun aspek-aspek positif perasaan, seperti ketertarikan dan kebahagiaan serta mereduksi aspek negatif, seperti tekanan, kelelahan dan kebingungan," kata Karageorghis.

Sebuah penelitian dari Journal of Strength and Conditioning Research mendukung asumsi tersebut. Penelitian tersebut menemukan bahwa mendengarkan musik sebelum latihan lari atau maraton 5K akan meningkatkan semangat dan membuat tubuh semakin siap menghadapi tantangan di depan mata.

Baca juga: Kenali Efek Positif Olahraga Sambil Dengar Musik...

Mendengarkan musik ketika berlari bisa sangat membantu memperoleh semangat. Karenanya jangan lupa meluangkan waktu untuk membuat daftar lagu tersendiri yang sesuai dengan aktivitas larimu.

2. Menjaga kecepatan agar konsisten

Banyak pelari memilih untuk lari tanpa musik sehingga mereka bisa fokus pada hal-hal penting, seperti pernafasan mereka dan langkah kaki untuk menjaga kecepatan lari mereka.

Padahal, nyatanya musik atau podcast tidak selalu mengganggu konsentrasi tersebut. Jika digunakan secara tepat, musik bisa membantu para pelari menjaga kecepatan ketika berlari.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh PLOS One, para pelari memiliki performa yang lebih baik ketika berlari sambil mendengarkan musik dengan tempo sesuai dengan langkah kaki mereka.

Karageorghis menyarankan agar pelari mendengarkan lagu dengan tempo cepat, sekitar 120 BPM untuk olahraga intensitas tinggi dan tempo musik kurang dari 120 BPM untuk olahraga dengan intensitas lebih rendah, seperti lari jarak jauh di akhir pekan.

Hal lainnya adalah, musik yang tepat juga bisa membantu tubuh kita pulih setelah olahraga berat.

Kamu bisa mencoba daftar lagu dari Podrunner atau Spotify untuk menyesuaikan musik dengan kecepatan larimu.

Ilustrasi lari sambil mendengarkan musikshutterstock Ilustrasi lari sambil mendengarkan musik
3. Lari terasa lebih ringan

Latihan atau lomba lari adalah sesuatu yang cukup berat. Maka, apa salahnya jika membuatnya sedikit lebih mudah.

Menurut sebuah studi yang dilakukan di Keele University, Inggris, mendengarkan lagu favorit ketika berlari dapat mereduksi tingkat usaha dan meningkatkan rasa ketika sedang berlari.

Stimulasi dari musik bisa menghalangi stimuli internal seperti kelelahan, yang sinyalnya disampaikan oleh otak ketika kita berada di pertengahan sesi lari.

Ketika persepsi pelari tentang kelelahan berkurang, mereka akan merasa bisa berlari dengan durasi lebih lama.

Jika kamu membutuhkan motivasi untuk olahraga yang berat, cobalah mendengarkan musik favorit.

Baca juga: Dengarkan Musik agar Tak Cepat Lelah Berolahraga

Sebuah studi yang dipublikasikan pada Medicine & Science in Sports & Exercise menemukan bahwa ketika subjek sedang melakukan olahraga berat, mereka memproduksi lebih banyak kekuatan dan memiliki tenaga yang lebih kuat ketika mendengarkan musik favorit mereka.

Sisi negatif

Namun, mendengarkan musik ketika berlari juga memiliki sisi negatif. Beberapa di antaranya adalah:

- Menghalangi kepekaan seseorang terhadap  suasana sekitar.

- Kemampuan dan kecepatan lari bergantung terhadap musik.

- Mengurangi pengalaman melakukan olahraga lari, atau menjadi tidak terlalu merasakan langkah-langkah saat berlari.


Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau