Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahamilah, Apa yang Terjadi pada Tubuh Usai Meminum Soda

Kompas.com, 11 April 2019, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengonsumsi sekaleng soda dingin di tengah teriknya cuaca memang sangat menyegarkan.

Sayangnya, kandungan gula di dalam soda sangat mempengaruhi tubuh. Minuman bersoda sangat mengganggu sistem dalam tubuh.

Oleh karena itu, tetap memerlukan air putih untuk menghidrasi tubuh.

Dalam 10-15 menit usai meneguk soda, usus menyalurkan kandungan gula dalam soda ke darah dan meningkatkan kadar glukosa atau gula darah.

Glukosa yang dialirkan dalam darah dapat membuat tubuh bekerja secara berlebihan untuk memprosesnya.

Baca juga: Soda dalam Botol Kaca Lebih Nikmat daripada Botol Plastik, Kenapa?

Pangkreas mengeluarkan insulin untuk mengangkut gula (yang merupakan karbohidrat) ke otot untuk energi.

Tapi, soda mengandung gula yang sangat tinggi dan melebihi asupan gula yang dibutuhkan oleh otot.

"Ketika seseorang meminum soda 20 ons, mereka mendapatkan seluruh asupan karbohidrat melalui cairan," ucap Meltem Zeytinoglu, ahli endrokrinologi.

Dalam kebanyakan kasus, kata Zeytinoglu, soda diteguk bersama makanan lain. Jadi, karbohidrat tambahan perlu diproses.

Gula tambahan ini, alih-alih disimpan dalam jaringan otot, akan dikonversi menjadi lemak di hati.

Baca juga: Simak, 9 Alasan Sehat untuk Berhenti Minum Soda

Ginjal juga ikut berperan dengan membantu membuang kelebihan gula melalui urin. Itu berarti tubuh kita kehilangan air.

Jika dikombinasikan dengan efek diuretik dari kafein dalam soda, ini akan meningkatkan risiko dehidrasi.

"Gula dan kafein dalam soda adalah kombinasi yang tidak sehat," kata Zeytinoglu.

Riset dari Princeton University juga membuktikan efek lain dari soda. Riset dilakukan dengan menggunakan tikus yang diberi cairan manis saat lapar.

Hasilnya, otak tikus melepaskan dopamin, zat kimia yang memicu motivasi dan penghargaan.

Ini respons yang mirip dengan apa yang terjadi ketika tikus diberikan kokain atau heroin.

Baca juga: Hindari Minum Soda Sebelum atau Sesudah Olahraga, Mengapa?

Selain itu, riset dari National Institutes of Health membuktikan, gula juga bisa membuat ketagihan dibandingkan kokain.

Menurut peneliti, ini terjadi karena kita telah berevolusi sebagai spesies untuk secara naluriah menghargai makanan cepat, tinggi karbohidrat, tinggi kalori.

Kabar baiknya, kita tak perlu menghentikan sepenuhnya konsumsi soda ini.

“Yang paling penting untuk diingat adalah pengontrolan porsi itu penting,” kata Cordialis Msora-Kasago, ahli gizi.

Menurut dia, sesekali minum soda tidak akan berdampak signifikan pada kesehatan.

Namun, jika kita sering mengonsumsinya, inilah yang menimbulkan masalah bagi kesehatan.

Sebaiknya, kita mengganti soda dengan minuman tanpa kalori seperti teh, air putih, dan infused water.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau