Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenali Seni Ukir Kayu Khas Bali Lewat Sebuah Buku...

Kompas.com - 17/06/2019, 13:56 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Setiap karya dari seniman asal Desa Pakudui, Ubud ini sangat memerhatikan detail yang rumit, serta dihidupkan oleh kecintaannya terhadap seni ukir kayu.

Selain I Made Ada, seniman ukir lainnya yang diangkat dalam buku tersebut adalah I Wayan Muka atau yang dikenal sebagai maestro seribu ekspresi.

I Wayan Muka merupakan maestro pembuat topeng ukiran tangan di Bali. Topeng-topeng ukirannya dibuat untuk tujuan seni maupun seremonial.

Ia begitu menguasai setiap karakter dari topeng-topengnya.

Jika Muka memakai topeng ukiran Patih Gajah Mada hasil karyanya, penonton langsung merasa terhanyut dengan karakter itu, dan bukan lagi sosok yang mengenakan topengnya.

Baca juga: Intip Gaya Kesha Pakai Topeng Mirip Hannibal Lecter

Beberapa karya topeng lainnya yang dibuat Muka antara lain topeng Garuda, Ganesha, Sidakarya, hingga topeng-topeng ekspresi spiritual.

Selain I Made Ada dan I Wayan Muka, buku tersebut juga turut mengangkat sosok I Wayan Mudana, I Nyoman Edi Suardana, dan I Wayan Suwija.

Di dalamnya juga disertakan kisah-kisah mendalam tentang seni ukir kayu Bali itu sendiri.

Presiden Direktur Mowilex Indonesia, Niko Safavi mengatakan, pihaknya merasa terhormat karena para seniman Bali telah memercayakan produknya -Mowilex woodstain- untuk mempercantik karya-karya itu.

Atas dasar itulah buku ini didedikasikan untuk mereka. "Kalau para seniman mendapatkan sorotan lebih, kami bahagia," kata Niko.

Bagi seniman ukir seperti I Nyoman Gede Budi Darmawan (putra I Made Ada), buku tersebut bisa menjadi bentuk dukungan yang menyuntikkan semangat bagi para seniman kayu ukir.

Harapannya mereka bia bekerja dan terus melestarikan seni dan budaya Indonesia.

Ia juga berharap generasi muda ke depannya lebih tertarik untuk mengetahui dan belajar tentang seni ukir kayu.

Topeng Barong, Sidakarya dan Arsawijaya karya seniman ukir Bali, I Wayan Suwija yang dipajang di ARMA Gallery and Museum, Ubud, Bali pada pameran yang dilangsungkan pada 14-16 Juni 2019. I Wayan Suwija merupakan satu dari lima seniman ukir kayu Bali yang kisahnya diangkat pada buku tersebut.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Topeng Barong, Sidakarya dan Arsawijaya karya seniman ukir Bali, I Wayan Suwija yang dipajang di ARMA Gallery and Museum, Ubud, Bali pada pameran yang dilangsungkan pada 14-16 Juni 2019. I Wayan Suwija merupakan satu dari lima seniman ukir kayu Bali yang kisahnya diangkat pada buku tersebut.

"Mudah-mudahan ke depannya generasi muda lebih tertarik dan bangga untuk jadi seniman," katanya.

Ada pun buku "Balinese Woodcarving - A Heritage to Treasure" hanya diproduksi sekitar 1.000 eksemplar, dan tidak dijual secara bebas.

Business Development Mowilex Indonesia, Zubairi mengatakan, buku akan didistribusikan tak hanya di Bali, namun juga ke kota-kota besar di Indonesia.

BUku tersebut disebar mulai dari hotel-hotel besar, komunitas, hingga kafe. "Di Bali sekitar 600 (eksemplar), 400 untuk di luar (Bali). Itu free," ujar dia.

Jika peminat buku tersebut melebihi jumlah buku yang dicetak, tak menutup kemungkinan Mowilex akan mencetak lebih banyak.

"Jika ada feedback positif akan kami buat lagi," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com