Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tipe-Tipe Anak yang Rentan Mengalami Bullying di Sekolah

Kompas.com - 15/07/2019, 08:11 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Fenomena agresi relasional ini, mungkin juga mengingatkan cerita Mean Girls, film terkenal adaptasi novel, yang dibintangi oleh Lindsay Lohan dan Rachel McAdams.

Anak dengan kebutuhan khusus

Mungkin kita sudah sering melihat film dengan plot cerita ini. Namun dalam kenyataannya, anak yang berkebutuhan khusus, atau memiliki penyakit tertentu, rentan mengalami bullying di sekolah.

Korban bullying dalam kelompok ini, misalnya anak dengan gangguan spektrum autisme, penderita ADHD, down syndrome, atau gangguan disleksia.

Murid dengan keunikan fisik

Anak yang memiliki ciri fisik unik dan berbeda dari siswa kebanyakan, juga rentan menjadi korban perundungan. Misalnya, anak dengan mata sipit, postur tubuh yang dianggap terlalu pendek, kelewat tinggi, gemuk, dan ciri fisik lainnya.

Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang Januari-April 2019, setidaknya ada 20 kasus bullying, yang melibatkan kekerasan fisik dan psikis. Perundungan tersebut pun berupa saling ejek di dunia maya, yang berlanjut ke dunia nyata.

Siswa yang berasal dari suku, etnis, ras, dan agama tertentu

Kasus bullying yang melibatkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sudah sangat sering terjadi. Pada akhir tahun 2019, seorang anak di Alabama, Amerika Serikat, dilaporkan bunuh diri.

Disebutkan oleh keluarganya, ia melakukan bunuh diri sebagai akibat bullying rasisme karena korban berasal dari keluarga kulit hitam.

Pada 2017, seorang murid SD dengan ciri fisik menyerupai mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menjadi korban bullying.

Akibatnya, ia enggan masuk sekolah cukup lama, dan mengalami ketertinggalan dalam pelajaran. Akhirnya, ia harus pindah ke sekolah lain.

Membantu anak yang mengalami bullying di sekolah

Bullying di sekolah merupakan hal yang nyata, dan mungkin dapat terjadi pada anak kita. Apabila anak menjadi korban perisakan, ada beberapa langkah membantu korban bullying, yang bisa dilakukan.

  • Mengeskpresikan kepedulian kita
  • Menyampaikan bahwa menjadi korban bullying di sekolah bukan kesalahan anak
  • Mencari bantuan dari pihak sekolah
  • Menemui anak yang menjadi pelaku bullying
  • Mencari bantuan psikolog atau psikiater, jika kondisi mental anak sangat parah karena mengalami bullying

Perisakan atau bullying di sekolah merupakan keadaan serius, yang harus kita tangani. Apabila dibiarkan, anak akan tidak bersemangat untuk belajar sehingga membuat performa akademiknya menurun.

Membiarkan anak terus di-bully juga akan membuat ia rentan untuk menderita gangguan mental, seiring tumbuh kembangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com