Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Tidur Siang demi Kebugaran dan Peforma Tubuh

Kompas.com - 23/07/2019, 15:18 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istirahat yang cukup adalah kunci untuk menjaga kebugaran tubuh, termasuk performa para atlet.

Tahun 2011, wakil Komisaris NBA saat itu, Adam Silver, mengeluarkan larangan untuk tidak memanggil para pemain pada pukul 15.00.

Jam-jam tersebut dikenal oleh seluruh liga sebagai jadwal tidur siang. Para pemain NBA - dan sebagian besar atlet profesional yang bermain di malam hari - tak pernah melewatkan jadwal tidur siang mereka.

Mereka juga melakukan tidur siang dalam hitungan jam, bukan menit. Sayangnya, kesibukan kerja serta tuntutan hidup membuat banyak orang sulit menemukan celah untuk tidur siang, kecuali para karyawan di perusahaan raksasa teknologi Silicon Valley yang di beri jam khusus untuk tidur siang demi mencapai produktivitas maksimum.

Banyak orang kemudian seolah melakukan "balas dendam" dengan tidur seharian ketika akhir pekan tiba. Namun, apakah ini jalan terbaik?

Tidak ada parameter pasti mengenai cara untuk optimasi tidur siang. Di sisi lain, atlet profesional memerlukan tidur siang pada jam-jam mendekati sore hari karena keperluan fisiologi sirkadian tubuhnya.

Sore hari adalah saat dimana tubuh mengalami penurunan alami dalam suhu tubuh dan juga tingkat energi.

Pada akhir pekan, kita dapat sedikit lebih memperhatikan dorongan homeostatis — dorongan internal untuk mempertahankan keseimbangan dalam tubuh— yang meningkat setiap saat kita terjaga dan diperkuat oleh aktivitas fisik dan interaksi sosial.

"Ini benar-benar terpisah dari isyarat yang Anda dapatkan dari lingkungan berupa cahaya dan suhu," kata David Samson, antropolog tidur di University of Toronto.

Inilah mengapa dorongan homeostatis kita rusak setelah melakukan perjalanan lintas negara. Saat berada di rumah pun, kita bisa tiba-tiba mengantuk di siang hari.

Saat berada dalam kondisi tersebut, jangan dilawan. Durasi tidur yang tepat untuk setiap orang juga berbeda.

Samson secara ekstensif mempelajari kebiasaan tidur suku Hadza, kelompok pemburu-pengumpul asli Tanzania yang menjadikan tidur siang sebagai rutinitas.

Dari durasi tidur siang mereka, peneliti dapat menyimpulkan mengenai kebiasaan tidur nenek moyang kita, yang tidak terpengaruh siang dan malam, seperti saat masa revolusi industri.

Samson memperingatkan belum ada riset ilmiah pasti mengenai tidur siang. Tapi dari hasil penelitiannya, suku Hadza rata-rata tidur sekitar satu jam di siang hari.

"Di Barat, rata-rata orang tidur siang dalam waktu setengah jam, data ini berdasarkan studi yang saya lakukan," kata Samson.

Baca juga: Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama Ketimbang Pria

Untuk suku Hadza, durasi tidur siang yang mereka lakukan sekitar 55 menit. Jadi, lebih panjang dua kali lipat dari orang-orang barat.

Saat akhir pekan pun, orang-orang mungkin susah untuk tidur siang selama 55 menit. Rata-rata manusia hanya bisa tertidur di siang hari selama 10 atau 15 menit.

Durasi tersebut, menurut Samson, setara dengan meditasi yang solid. Ini cukup waktu untuk  mendapatkan sesi istrahat singkat.

Durasi tidur siang yang sempurna untuk setiap orang tidak ada yang sama, dan bahkan setiap individu memiliki durasi yang berbeda di setiap minggu.

"Itu tergantung pada apa tujuan masing-masing dan aktivitas serta kondisi tubuh," kata Samson.

Tidur siang sekitar pukul 15.00 selama satu jam akan memberi peforma terbaik di malam hari. Pada akhirnya, tujuan tidur siang kita adalah untuk menikmati istirahat dan relaksasi. Jadi, sempatkanlah waktu untuk melakukannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com