KOMPAS.com - Bepergian adalah bagian dari kehidupan banyak orang. Ada banyak alasan yang mengharuskan seseorang untuk berpergian, entah itu untuk urusan bisnis, tugas kantor, atau urusan keluarga.
Sayangnya, ada kalanya rencana tak berjalan baik, seperti kondisi kesehatan yang tak terduga dan mengharuskan kita menjalani operasi.
Padahal, kamu harus terbang ke luar negeri dalam 15 hari.
Dengan kondisi itu, dokter tentu harus tetap melakukan operasi, yang kemudian akan mencegah kamu bepergian selama masa pemulihan.
Tetapi sebenarnya, perlu berapa waktu setelah operasi hingga dokter mengizinkan memesan tiket pesawat?
Baca juga: 6 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Naik Pesawat
Dokter umumnya menyarankan pasien menghindari penerbangan selama sebulan setelah operasi.
Hal itu untuk menghindari risiko deep vein thrombosis (DVT) atau pembekuan darah. Naik pesawat ataupun melakukan perjalanan selama berjam-jam dapat menyebabkan pembekuan di pembuluh darah dalam yang bisa mematikan.
Darah bisa berjalan dari kaki menuju ke paru-paru dan menciptakan penyumbatan yang disebut emboli paru.
"Pasien berisiko tinggi mengalami pembekuan darah dalam empat minggu pertama setelah operasi," kata Stuart Seides, ahli jantung dari Medstar Heart Institute.
Baca juga: Menjaga Kulit Tetap Sehat Ketika Bepergian dengan Pesawat
Meski demikian, sejauh ini DVT jarang terjadi selama perjalanan. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan pembekuan darah terjadi pada satu dari setiap 6.000 perjalanan.
Layanan Kesehatan Nasional merekomendasikan, agar pasien beristirahat selama satu hingga sepuluh hari setelah operasi. Tetapi, itu tentu tergantung pada prosedur dan waktu pemulihan yang disarankan oleh para dokter.
Maskapai penerbangan umumnya juga memiliki peraturan sendiri, untuk orang-orang yang baru saja menjalani operasi sebelum melakukan penerbangan dengan mereka. Karena itu, penting untuk menghubungi maskapai sebelum kamu memesan tiket pesawat.
Tiga faktor berikut meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah selama penerbangan:
Ketika orang berpindah ke suatu tempat, mereka biasanya lupa untuk mengonsumsi jumlah cairan yang tepat. Ini menjadikan dehidrasi sebagai masalah umum bagi para pelancong.
Selain aliran cairan yang buruk di dalam tubuh, dehidrasi juga bisa memicu pembekuan darah. Minum lebih sedikit air dengan tingkat kelembaban yang rendah di dalam pesawat juga bisa meningkatkan risiko pembekuan darah.
Kopi berkafein dan minuman beralkohol adalah diuretik alami. Mengonsumsinya lebih banyak dari air juga dapat menyebabkan dehidrasi.
Penerbangan yang panjang membuat kita tak bisa leluasa bergerak, karena harus duduk selama berjam-jam. Kondisi ini juga meningkatkan risiko pembekuan darah.
Baca juga: 10 Cara Agar Lebih Nyaman Saat Naik Pesawat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.