Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2019, 10:30 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Berat badan yang terus bertambah tak melulu disebabkan karena kita mengonsumsi kalori lebih tinggi dari seharusnya.

Jika berat badan naik sedikit setelah pulang dari liburan atau mungkin baru merayakan hari raya, mungkin wajar. Tapi, jika kehidupan rasanya berjalan normal saja dan saat kita menimbang berat badan tiba-tiba kenaikannya mencapai 5 kilogram, wajar jika kita kaget, bahkan panik.

Ada beberapa penyebab yang tidak kita sadari ternyata merupakan pemicu gemuk.

- Gangguan hormon insulin
Jika belakangan ini kamu berjuang untuk menurunkan berat badan dan semua usaha seperti tak membuahkan hasil, mungkin perlu dicek apakah ada insulin resistan atau prediabetes.

Kondisi tersebut ditandai dengan kadar gula darah puasa di atas normal, yakni 80-100 mg/dL, namun belum tergolong diabetes.

Kadar insulin yang tinggi membuat tubuh berada dalam mode "penyimpanan" dan membuat penurunan berat badan jadi makin sulit.

Cara terbaik mengembalikan fungsi insulin sebelum terlambat menjadi diabetes adalah memperbaiki pola makan. Pilih makanan rendah karbohidrat dan gula dan lebih aktif secara fisik karena otot yang dipakai akan merespon insulin lebih baik.

Gangguan hormonal lain adalah hipotiroid, yakni kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon sehingga metabolisme melambat dan berat badan naik.

Baca juga: 5 Tanda Gangguan Hormon yang Picu Kegemukan

- Stres dan kelelahan
Stres, lelah, dan susah tidur, bisa memengaruhi metabolisme karena perubahan hormonal, terutama yang memengaruhi rasa lapar dan kenyang.

Penelitian yang dilakukan di Swedia terhadap 3.800 wanita selama 20 tahun mengungkap, makin stres kita di tempat kerja, makin naik berat badan.

Stres juga memengaruhi kemampuan kita untuk tidur nyenyak. Padahal, kita tahu kurang tidur akan mengganggu metabolisme dan rasa lapar.

- Porsi makan mungkin lebih besar
Banyak orang yang tidak menyadari porsi makannya sebenarnya lebih besar dari yang kira. Penelitian juga menemukan, setelah disajikan makanan dalam porsi besar di luar rumah, mereka cenderung akan makan dengan porsi yang sama di rumah.

Baca juga: 7 Minuman Ini Bantu Tidur Sekaligus Menurunkan Berat Badan

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

- Makan di waktu yang salah
Walau porsi makan kita tidak besar, tapi jika kita mengonsumsinya di waktu yang salah, pengaruhnya akan terasa pada berat badan. Misalnya, setelah pindah kerja dan kesibukan bertambah, kita terbiasa makan malam jam 8 malam.

Ada kaitan antara irama sirkadian dengan asupan kalori. Ini berarti, yogurt yang kita makan di jam makan siang kemungkinan akan menyebabkan berat badan bertambah jika kita mengonsumsinya sebelum tidur.

- Makanan sehat tapi tinggi kalori
Kamu mungkin mengonsumsi makanan organik, beragam sayuran, dan direkomendasikan ahli gizi. Ketika mengonsumsi makanan sehat, tetap perhatikan sinyal lapar dan kenyang.
Seringkali makanan sehat perlu dikonsumsi dalam porsi besar supaya kita merasa puas dan kenyang.

Cobalah untuk makan secara sadar. Anggaplah waktu makan itu seperti pergi ke bioskop. Kita mematikan ponsel dan memberi perhatian penuh pada apa yang di piring.

Baca juga: 6 Tips Mengurangi Porsi Makan Tanpa Kelaparan

- Faktor usia
Setiap kita berulang tahun, ada perubahan yang tidak bisa tolak terjadi pada tubuh, yaitu melambatnya metabolisme istirahat basal.

Bertambahnya usia juga membuat kita makin tidak aktif dan lebih lelah, tubuh jug akan kehilangan massa otot.

Jadi, meski kita sudah melakukan olahraga dengan durasi yang sama dan membatasi makan, sama seperti saat berusia lebih muda, tubuh tetap akan membakar kalori lebih sedikit.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya, yaitu melakukan latihan yang lebih membentuk otot, karena bagian tubuh ini membakar kalori lebih efektif.

Tingkatkan metabolisme dengan mengganti asupan karbohidrat dengan protein, karena bahan makanan ini membutuhkan lebih banyak energi untuk dicerna.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com