Lebih hemat
Ivan mengatakan, walau kemampuan dokter di Indonesia sangat mumpuni, nyatanya masih banyak pasien yang melakukan terapi kesuburan di luar negeri.
Ia mencontohkan mitos yang menyebut terapi bayi tabung di Penang, Malaysia, lebih murah dibanding Indonesia.
"Kalau dihitung head to head, mungkin di Indonesia harganya lebih mahal. Tapi, jangan lupa ada biaya tersembunyi, misalnya akomodasi selama di sana, tiket pesawat, biaya akibat stres, atau waktu kerja yang terbuang, jatuhnya lebih mahal," ujar Ivan.
Walau demikian, kebijakan pemerintah di negara tetangga memang sangat mendukung turisme medis. Misalnya saja menerapkan pajak yang rendah untuk obat-obatan dan alat medis yang diimpor.
Baca juga: Kisah Louise Joy Brown, Bayi Tabung Pertama di Dunia yang Lahir Hari Ini 41 Tahun Lalu
Aktris Tya Ariestya termasuk pasien yang mempercayakan program kehamilannya pada rumah sakit dalam negeri.
Untuk anak pertama dan keduanya, Tya dan suami, Muhammad Irfan Ratinggang, melakukan program bayi tabung di klinik Morula IVF Jakarta.
"Saya mencoba di tahun 2015 dan langsung berhasil. Putra pertama saya lahir tahun 2016. Kemudian saat ingin menambah anak, saya program lagi tahun 2017 tetapi belum berhasil. Di akhir 2018 saya mengulang program bayi tabung kembali dan berhasil, anak kedua saya lahir tahun 2019," ujar Tya.
Ia mengatakan, dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini masyarakat semakin terbuka dan mau mencoba program bayi tabung. Tya pun memilih membagikan perjalannya melakukan IVF lewat akun Instagramnya.
"Saya menjalani program IVF dengan nyaman dan tidak seribet yang dikira banyak orang," ujarnya.
Baca juga: Tya Ariestya Dikaruniai Anak Kedua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.