Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 15 Oktober 2019, 08:37 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Penyanyi dan aktris asal Korea Selatan, Sulli, ditemukan meninggal dunia di kediamannya. Bunuh diri, disebut menjadi penyebab meninggalnya artis bernama asli Choi Jinri ini. Manajernya menyebutkan, Sulli memiliki riwayat depresi sejak beberapa waktu yang lalu.

Bukan kali pertama, depresi memicu seseorang mengambil keputusan untuk bunuh diri. Sayangnya, hingga saat ini, kejadian bunuh diri yang dipicu oleh depresi maupun kondisi mental yang lain, masih terus ada, dan cenderung tidak berkurang.

Sudah banyak artis, penyanyi, maupun pesohor yang meninggal akibat bunuh diri. Pekerjaan yang penuh dengan tekanan, serta jutaan mata yang mengawasi gerak-gerik keseharian, membuat mereka rentan terhadap kondisi mental, seperti depresi.

Baca juga: Kenali Gejala Depresi, Pemicu Utama Bunuh Diri

Sulli sudah terjun ke dunia hiburan sejak belia. Kariernya dimulai sejak ia menjadi artis cilik, dilanjutkan menjadi idola remaja saat bergabung dengan grup besutan SM Entertainment, f(x).

Setelah keluar dari f(x), Sulli melanjutkan kariernya sebagai aktris. Saat ini, di usianya yang baru menginjak 25 tahun, Sulli memutuskan untuk “pergi”.

Sulli termasuk salah satu artis asal Korea Selatan yang seringkali mendapat hujatan di media sosial. Perilakunya, bagi sebagian orang dinilai kontroversial.

Sulli pernah menunjukkan dirinya sedang menangis di akun media sosialnya. Saat itu, tidak sedikit orang yang mencibir dan menertawainya. Padahal, belum tentu mereka mengetahui peristiwa yang sedang dilaluinya saat itu.

Baca juga: Cyber Bullying Bisa Memicu Keinginan untuk Bunuh Diri

Menurut manajernya, Sulli memiliki riwayat depresi sejak beberapa waktu yang lalu. Memang, tidak semua orang yang depresi pasti akan berujung bunuh diri. Namun, kondisi ini adalah salah satu pemicu yang paling umum dari kejadian bunuh diri.

Bunuh diri adalah penyebab kedua terbanyak penyumbang angka kematian untuk anak muda. Sehingga, hal yang terjadi pada Sulli sebenarnya bukanlah kasus satu di antara sejuta.

Orang-orang yang meninggal karena bunuh diri sebenarnya tidak ingin mati. Mereka hanya tidak ingin merasakan sakit lagi. Jika ada orang-orang di sekitarmu yang menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri, segera tawarkan bantuan.

Baca juga: Berkaca dari Sulli, Ini Cara Membantu Mereka yang Ingin Bunuh Diri

Tanda-tanda munculnya keinginan bunuh diri

Bunuh diri bisa dicegah, asal tanda-tandanya dikenali sejak awal. Jika kamu atau orang di sekitarmu merasakan tanda-tanda di bawah ini, segera cari bantuan.

  • Menjauhkan diri dari orang-orang terdekat
  • Merasa tidak ada harapan lagi atau merasa terjebak dengan kehidupan saat ini
  • Sering berbicara tentang kematian atau bunuh diri
  • ‘Mewariskan’ barang peninggalan
  • Lebih sering menyalahgunakan obat-obatan maupun alkohol
  • Lebih sering mengalami mood swings
  • Mudah marah, memiliki emosi lebih tinggi
  • Berani melakukan kegiatan berisiko dan berbahaya, seperti menggunakan narkoba
  • Berperilaku seolah ingin “pamit” ke orang-orang sekitar
  • Merasa cemas berlebihan

Jika ada orang yang menunjukkan tanda-tanda di atas, segera cari bantuan. Jangan remehkan omongan ingin bunuh diri. Hal itu merupakan salah satu cara orang tersebut mencari bantuan.

Cara mencegah bunuh diri untuk diri sendiri

Bagi yang memiliki keinginan untuk bunuh diri dan memiliki riwayat depresi, ingat bahwa kamu tidak sendiri. Depresi adalah penyakit yang bisa ditangani. Jika satu jenis perawatan belum berhasil, masih ada jenis perawatan lain yang bisa dilakukan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau