KOMPAS.com - Sikap "selalu siap ditugaskan" dan etos kerja yang baik memang patut dipuji, namun banyak dari kita menyalahartikan kesibukan dengan prestasi atau pencapaian.
Jika terjebak dengan pola pikir demikian, bisa jadi kita adalah martir kerja alias "kerja bakti" di kantor .
"Martir kerja mirip dengan gila kerja, tapi martir kerja adalah seseorang yang memakai kesibukannya sebagai lencana kehormatan." kata Melody Wilding, pelatih eksekutif dan pekerja sosial berlisensi.
"Mereka bangga karena harus lembur, menjadi orang yang tepat untuk segalanya."
Para martir kerja selalu mengutamakan pekerjaan, bahkan ketika itu berarti melewatkan cuti liburan, kesehatan mental, dan prioritas karier mereka sendiri.
"Mereka mungkin mengeluh tentang jumlah pekerjaan yang harus mereka lakukan, sehingga mereka seperti memiliki mentalitas sebagai korban," kata Wilding.
Menjadi martir pekerjaan adalah penderitaan karena kita selalu mengorbankan minat kita untuk kebutuhan orang lain atau pun kantor.
Baca juga: Anda Gila Kerja? Kenali 5 Tanda-tandanya
Berikut lima tanda yang menunjukkan bahwa kita adalah martir kerja di kantor.
Merasa istimewa karena dianggap "tepat" untuk semua masalah pekerjaan
Lisa Orbe-Austin, psikolog berlisensi yang berfokus membantu para profesional mengelola karier mencatat, martirkerja memiliki tanda sindrom penipu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.