Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2020, 16:19 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Pria yang percaya "pria sejati tidak menangis"mungkin akan berpikir ulang tentang hal itu. Pasalnya, menurut studi terbaru para pria tangguh tersebut justru lebih rentan dan beresiko bunuh diri.

Sudah lama diketahui, para pria lebih mungkin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri daripada wanita.

Di Amerika Serikat, angka kematian karena bunuh diri di antara pria adalah sekitar 3,5 kali lipat lebih tinggi dari wanita, menurut Centers of Disease Control and Prevention.

Statistik itu mengangkat pertanyaan apakah norma-norma tradisional tentang maskulinitas dapat memainkan peran.

Ketua peneliti Daniel Coleman menjelaskan, masuk akal jika ekspektasi terhadap "pria tangguh" --yang meliputi penyangkalan emosi, tidak meminta tolong, dan agresivitas-- dapat berkontribusi pada bunuh diri.

Namun, hal itu juga merupakan subjek yang menantang untuk dipelajari.

Coleman dan timnya menggunakan data dari studi kesehatan yang melacak lebih dari 20.700 remaja AS pada tahun 1995.

Di tahun 2004, 22 orang di antaranya telah meninggal dunia karena bunuh diri, dan semuanya adalah pria.

Para peneliti menemukan, pria muda yang mencetak skor tertinggi dalam kisaran "maskulinitas tradisional tinggi" 2,4 kali lebih berpotensi bunuh diri daripada pria lain.

Ukuran maskunilitas itu dinilai berdasarkan sifat seperti tidak menangis, resistensi untuk menjadi emosional atau moody, tetap sehat secara fisik, serta mengambil risiko.

Baca juga: Angka Bunuh Diri Meningkat, Harus Berbuat Apa?

Mengapa pria yang berjuang dengan norma-norma tersebut berisiko lebih besar bunuh diri?

Coleman menyebut, temuan itu menunjukkan ada "jaringan" pengaruh secara tidak langsung.

Pria yang menjunjung tinggi maskulinitas tradisional lebih mungkin mencoba menggunakan senjata, dikeluarkan dari sekolah, terlibat perkelahian serius, atau kabur dari rumah.

Mereka juga lebih mungkin memiliki anggota keluarga yang meninggal karena bunuh diri daripada pria lain.

Dan seluruh faktor tersebut, pada akhirnya, terkait risiko bunuh diri yang lebih tinggi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com