Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2020, 21:06 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Banjir Jakarta tidak hanya menimbulkan stres ketika bencana berlangsung, melainkan dapat berlanjut untuk waktu yang lama setelah air banjir surut.

Ketika air banjir mulai surut, para korban banjir mungkin akan disibukkan dengan membersihkan tempat tinggalnya.

Hal tersebut dapat memicu stres akibat tekanan ekonomi yang berkaitan dengan membangun atau memulihkan kembali kehidupan sehari-hari seperti semula, properti yang hilang atau hanyut, serta hubungan kekerabatan.

Tingkat stres pun dapat semakin memburuk apabila proses pemulihan saat air banjir surut dikelola kurang maksimal oleh lembaga atau pemerintah kota setempat.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa faktor pemicu stres yang mungkin terjadi pascabencana banjir.

  • Berkaitan dengan kesehatan. Misalnya, kurangnya akses ke pusat layanan kesehatan, atau terjangkit penyakit tertentu akibat kondisi banjir.
  • Tekanan keluarga dan sosial. Misalnya, gangguan dalam kegiatan rumah tangga, terpisah dari kerabat dekat, tetangga, atau teman.
  • Kembali melakukan aktivitas normal seperti semula. Misalnya, kembali bersekolah atau bekerja ke kantor pascabanjir.
  • Kekhawatiran bencana akan kembali datang atau terulang kembali dalam waktu dekat.
  • Berkaitan dengan faktor ekonomi. Misalnya, uang kompensasi akibat bencana banjir, pemulihan dan pembangunan rumah kembali, kehilangan pekerjaan, kehilangan harta benda.
  • Tekanan akibat pemberitaan banjir yang tersebar di berbagai media.

Seringkali, pengalaman yang dialami para korban banjir mungkin tidak selalu mudah dibedakan dari gejala-gejala gangguan mental pada umumnya.

Beberapa orang mungkin mengalami tekanan dan kesusahan yang relatif sementara setelah bencana, tetapi ada pula yang mengalami trauma berkepanjangan atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Orang-orang yang berisiko mengalami PTSD adalah:

  • Anak-anak
  • Orang lanjut usia
  • Perempuan
  • Orang dengan status sosial ekonomi tertentu
  • Orang yang sudah mengalami kondisi mental tertentu sebelumnya
  • Orang atau keluarga dengan kondisi krisis keuangan pascabencana

Cara meminimalisir dampak banjir Jakarta terhadap kondisi kesehatan mental

Risiko bencana alam memang tidak akan bisa sepenuhnya diatasi. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk mengetahui cara melindungi diri sendiri saat bencana melanda.

Dr Joshua Morganstein, asisten direktur Center for The Study of Traumatic Stress di Uniformed Services University, mengemukakan bahwa penting bagi setiap orang dan keluarga untuk mengambil langkah-langkah guna mempersiapkan kemungkinan darurat yang dapat terjadi.

Misalnya, ia menjelaskan agar setiap orang dapat menyiapkan persediaan obat-obatan penting serta beberapa lembar pakaian yang bisa diamankan saat terjadi bencana banjir.

Para peneliti dari University of York menyimpulkan, penting pula bagi pemerintah setempat dalam perencanaan darurat cuaca ekstrem untuk memasukkan dukungan kesehatan mental bagi orang-orang yang terdampak bencana.

Selain itu, jika ada kerabat terdekat atau orang yang dikenal mengalami gejala stres atau gangguan kecemasan akibat dampak banjir Jakarta, segera konsultasikan dengan psikolog.

Baca juga: Banjir Datang Lagi, Waspadai Munculnya Penyakit-penyakit Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com