Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadari Sedari, Bergerak Muliakan Limbah Fesyen demi Tujuan Mulia...

Kompas.com - 12/03/2020, 09:38 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah merasa sebagian pakaian di lemari sudah jarang, atau bahkan nyaris tidak digunakan?

Bukan karena rusak, sobek, lusuh, atau jelek. Tapi, lebih karena pakaian tersebut sudah tidak sesuai dengan selera kita saat ini.

Jika itu yang terjadi, maka kamu tak sendiri.

Setidaknya, seorang lulusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Nabilah Kushaflyki (24), mengalami hal serupa.

Baca juga: Indahnya Batik yang Dibuat dari Daur Ulang Limbah

Namun bedanya, kesadaran tersebut mendorong dia untuk mendirikan Komunitas Sadari Sedari.

Sadari Sedari adalah organisasi non profit yang bergerak di bidang pendidikan dan lingkungan.

“Kami fokus di limbah tekstil. Jadi kita ngumpulin pakaian bekas dari masyarakat, kita olah dan kelola kembali."

Begitu kata Nabilah kepada Kompas.com di sela-sela acara Exsport x Explorekeun Perempuan Bisa Apa? di Bandung, belum lama ini.

Untuk mendapatkan pakaian bekas, Sadari Sedari kerap mengadakan acara di Jakarta dengan melibatkan artis serta influencer.

Baca juga: Kurangi Limbah Pakaian Mulai dari Lemari Pakaian Sendiri

Pernah mereka bekerjasama dengan Raisa, Vidi Aldiano, Andien, dan sejumlah nama beken lainnya.

Selain mengisi acara, para artis dan influencer ini menyumbangkan pakaiannya.

Begitu pula dengan warga masyarakat yang hadir ke acara tersebut. Bahkan, ada warga yang memang sengaja datang ke acara untuk menyerahkan pakaiannya.

Pakaian yang terkumpul kemudian diserahkan kepada orang yang membutuhkan, dan juga lokasi bencana.

Ada pula pakaian yang "dimuliakan" dengan cara di desain ulang, dan diperbaiki menjadi sesuatu yang bernilai lebih.

Contohnya membuat instalasi seni dari pakaian bekas. Ada pula yang dijadikan tirai atau selimut, sebelum kemudian disumbangkan.

Tak hanya itu, Sadari Sedari tengah kolaborasi research and development dengan RekaRika untuk mendaur ulang pakaian.

Baca juga: Ke Mana Perginya Limbah Kosmetikmu?

Menurut Nabilah, daur ulang pakaian cenderung lebih susah.

Misalnya ketika sebuah kemeja dibuat dari campuran material katun dan plastik. Maka, untuk mendaur ulangnya perlu memisahkan bahan katun dan plastik.

Ini tentu berbeda dengan daur ulang botol plastik yang terdiri dari satu material, lebih gampang didaur ulang.

“Kami fokus di limbah fesyen, karena dosenku bilang, di dunia, baru satu persen baju yang di-recycle,” ungkap dia.

“Mungkin kita hanya mengenal 3R untuk mengelola limbah, reuse, reduce, recycle. Padahal ada 15R yang bisa dilakukan,” tambahnya.

Untuk itulah, melalui komunitasnya, Nabilah mengajak masyarakat lebih peduli pada limbah fesyen.

Apalagi profit dari kegiatan Sadari Sedari diberikan untuk pendidikan adik asuh yang kini jumlahnya mencapai 35 orang di Cimahi, Jawa Barat.

Baca juga: Kacamata Tabir Surya Ini Terbuat dari Limbah Plastik di Laut

Nabilah menyebut, kebanyakan adik asuh tersebut adalah anak yatim piatu yang sedang menjalani pendidikan di tingkat SD-SMA.

Arti Sadari Sedari

Sadari Sedari berdiri Februari 2018. Saat ini komunitas ini dikelola tujuh orang dibantu 300 orang relawan.

Arti Sadari Sedari adalah ajakan kepada masyarakat untuk menyadari persoalan limbah tekstil yang sangat dekat, namun terasa jauh.

Sebab industri fesyen selalu menutup informasi tentang ke mana limbah tekstil mereka salurkan atau buang.

Jangankan limbah fesyen di pasar-pasar, limbah merek terkenal pun tidak diketahui limbahnya dibuang ke mana, sebut Nabilah.

Hingga kini, Sadari Sedari sudah mengelola lebih dari 50.000 pakaian.

Baca juga: Perancang Ini Olah Sisa Limbah Jadi Pewarna Busana

Masyarakat, khususnya warga Jakarta yang ingin menyumbangkan pakaiannya bisa menghubungi Sadari Sedari.

Biasanya, Sadari Sedari menyediakan dropbox di beberapa titik di Jakarta. Mereka pun rutin menggelar kegiatan pengumpulan baju bekas.

“Namun karena virus corona, ada dua kegiatan yang kami cancel,” ungkap Nabilah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com