KOMPAS.com - Dampak buruknya polusi udara di daerah perkotaan kemungkinan besar akan memperburuk tingkat kematian karena virus corona, kata para ahli.
Saat COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, para ahli telah mengingatkan orang berusia di atas 60 tahun, dan mereka yang memiliki gangguan kesehatan (penyakit kardiovaskular, kanker dan penyakit pernapasan kronis) paling berisiko.
Polusi udara, yang memiliki dampak lebih besar pada masyarakat berpenghasilan rendah, adalah pendorong utama penyakit yang disebutkan di atas.
Menurut penelitian, polusi udara bertanggung jawab atas sekitar delapan juta kematian dini per tahun.
Sebagai akibat dari kerusakan kesehatan itu, infeksi pernapasan seperti virus corona bisa memiliki dampak lebih parah pada penduduk kota dan masyarakat yang terpapar udara beracun daripada yang lain.
"Dari yang kita ketahui, sangat mungkin orang-orang yang terpapar polusi udara lebih banyak dan perokok akan lebih buruk jika terinfeksi COVID-19, dibanding mereka yang menghirup udara lebih bersih, dan tidak merokok."
Demikian kata Aaron Bernstein di Harvard TH Chan School of Public Health, kepada The Washington Post.
Baca juga: Perokok Lebih Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona
Wabah sebelumnya memberikan beberapa bukti bahwa polusi udara menempatkan orang pada risiko kematian lebih tinggi.
Para peneliti yang mempelajari wabah SARS di China pada 2003 menemukan, orang terinfeksi yang tinggal di daerah dengan polusi udara, dua kali lebih mungkin meninggal daripada penderita di lokasi yang kurang tercemar.
Sascha Marschang, sekretaris general European Public Health Alliance, mengatakan kepada The Guardian.
"Setelah krisis berakhir, pembuat kebijakan harus mempercepat langkah untuk mengeluarkan kendaraan yang lebih bersih ke jalan raya."
"Ilmu pengetahuan memberi tahu kita epidemi seperti COVID-19 akan terjadi dengan frekuensi yang semakin meningkat. Jadi membersihkan jalanan adalah investasi dasar untuk masa depan yang lebih sehat."
Baca juga: Alergi, Flu dan Virus Corona, Bagaimana Membedakan Gejalanya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.