Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Banyak Orang Enggan Diam di Rumah Selama Pandemi

Kompas.com - 25/03/2020, 15:12 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNN

Tindakan pembangkangan yang mereka lakukan membuat virus tampak lebih kecil, kata Vaile Wright, psikolog dan direktur riset di American Psychological Association.

"Salah satu tantangan dengan ketidakpastian adalah itu mengingatkan kita pada hal-hal di luar kendali kita," kata Wright.

"Saya pikir pembangkangan semacam ini, sampai batas tertentu, adalah cara untuk mendapatkan kembali kendali."

Sama seperti menimbun persediaan untuk menghindari virus, menentang saran pejabat kesehatan mengenai social distancing juga merugikan. Berkumpul di tengah orang banyak hanya meningkatkan risiko seseorang terpapar.

Membatasi kontak dengan orang lain adalah satu-satunya cara untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Baca juga: Cegah Covid-19, Warga Bali Diimbau Tetap Diam di Rumah Setelah Nyepi

Mereka tidak melihat pandemi sebagai masalah mereka

Bagi sebagian orang, Covid-19 tampak seperti masalah yang ditanggung oleh penduduk di kota-kota yang padat atau negara-negara asing. Mereka merasa sedih, tapi itu bukan beban mereka.

Orang-orang yang tinggal di sebuah kelompok di mana infeksi tidak menyebar atau petugas tidak memberlakukan lockdown cenderung tidak menjauhkan diri dari orang lain, kata Steven Taylor, psikolog klinis dan penulis "The Psychology of Pandemics."

"Orang-orang meremehkan pentingnya --mungkin karena mereka tidak melihat orang-orang di komunitas mereka terkena virus," kata Taylor.

Mereka mengalami mati rasa

Virus corona menciptakan apa yang disebut Taylor sebagai "infodemik." Ketika orang melihat media, linimasa di media sosial dan percakapan dengan orang yang dicintai membahas COVID-19, mereka mungkin menjadi peka terhadap keparahan pandemi.

"Orang-orang menjadi mati rasa," kata Taylor.

Informasi yang berlebihan ini juga berkontribusi pada pesan yang simpang siur. Orang yang lebih muda telah berulang kali diberi tahu mereka berisiko lebih rendah terkena infeksi.

Ketika hal itu dipadukan dengan kecenderungan orang dewasa muda untuk mengambil risiko, bisa berarti mereka tidak takut virus.

Baca juga: Hingga Rabu Siang, 144 Pasien Dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet

Mereka berpikir secara individu

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com