Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pasien Covid-19 Juga Mengalami Gangguan Saraf

Kompas.com - 03/04/2020, 13:26 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Para pasien yang datang dengan ensefalopati bingung dan lesu, serta mungkin tampak bingung, menunjukkan perilaku aneh atau menatap ke langit.

Baca juga: Ditengok Anaknya dari Jakarta, Pasien Stroke Positif Covid-19 di Ciamis

Mereka mungkin mengalami kejang yang memerlukan perawatan medis segera dan para ahli memperingatkan petugas kesehatan untuk memeriksa bahwa mereka mungkin menderita Covid-19 untuk segera mengambil tindakan penanganan yang dibutuhkan.

Banyak yang masih belum diketahui tentang gejala neurologis ini. Namun, para ahli tengah mempelajarinya. Ahli saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, Dr Sherry H-Y. Chou, memimpin tim penyelidik untuk Neurocritical Care Society.

Para ahli telah menekankan bahwa sebagian besar pasien Covid-19 tampaknya normal secara neurologis.

Para spesialis neurologis juga mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk membuat pernyataan definitif atau mengidentifikasi mekanisme spesifik di mana virus corona mungkin memengaruhi sistem saraf.

Meskipun, dalam satu makalah baru-baru ini, para ilmuwan China mencatat bahwa ada beberapa bukti bahwa virus corona bisa saja tidak terbatas pada saluran pernapasan dan menyerang sistem saraf pusat, dan penulis berspekulasi bahwa ini mungkin berpotensi menyebabkan kegagalan pernapasan akut pada pasien Covid-19.

Baca juga: Sudah Sembuh, 10 Persen Pasien Covid-19 di Wuhan Kembali Terinfeksi

Di antara laporan pertama tentang gejala tersebut dilakukan oleh seorang ahli saraf di Wuhan, China, tempat wabah bermula.

Sejak laporan pada Februari itu diluncurkan, para spesialis mengamati gejala serupa di Jerman, Perancis, Austria, Italia, Belanda, hingga Amerika Serikat dan dilakukan pada pasien di bawah usia 60 tahun.

Beberapa pasien dirawat karena adanya perubahan kondisi mental dan pada akhirnya dinyatakan positif Covid-19 meskipun tidak memiliki gejala klasik seperti demam atau batuk.

Empat pasien lansia yang datang ke Rumah Sakit Danbury di Connecticut dengan ensefalopati juga akhirnya dinyatakan positif Covid-19, meskipun mereka tidak memiliki gejala lain.

Pasien yang menderita ensefalopati dan gejala bingung atau tidak koheren cenderung mengalami kejang, dan harus menerima pengobatan sesegera mungkin.

Namun, menurut ahli saraf di N.Y.U. Langone Health, Dr. Jennifer Frontera, kejang dapat bermanifestasi dengan cara yang lebih halus, tidak selalu ditunjukkan dengan perilaku yang dramatis seperti digambarkan dalam film atau acara televisi.

"Kejang tidak selalu membuat orang jatuh dan bergetar di tanah," kata Frontera.

"Beberapa penderita bisa saja seperti membelok, tidak memperhatikan, membuat gerakan yang tidak bertujuan berulang, atau hanya mengalami perubahan status mental ketika tidak sendirian."

Tetapi bahkan jika kejang tidak teramati, orang yang sakit harus waspada terhadap potensi gejala mental.

Frontera mengatakan, ketika merasa demam dan sakit kita memang merasa tubuh kita tidak nyaman, namun kita harus tetap bisa berinteraksi secara normal.

"Kita harus tetap dalam keadaan bisa menjawab rangkaian pertanyaan dan berkomunikasi secara normal," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com