Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Arnold Putra, Bikin Tas Pakai Tulang Belakang Manusia

Kompas.com - 14/04/2020, 12:12 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Dari sana, kabar ini mulai dibagikan secara luas, sering disertai dengan beragam kecaman dan kemarahan.

Segera, orang-orang mulai membombardir Instagram Arnold Putra, dan distributor karya tersebut, dengan pertanyaan tentang dari mana bahan-bahan itu berasal.

Lalu, ada juga yang mempertanyakan, mengapa dia akan mengubah tulang belakang manusia menjadi sebuah tas?

Plastinasi manusia dan kulit albino

Satu penjelasan datang dari The Unconventional, yang juru bicaranya menjawab pertanyaan WhatsApp yang dibagikan di media sosial, dan kemudian dikonfirmasi sebagai material asli oleh Insider.

"Dia menukar barang-barang suku-suku kuno dengan barang-barang yang dianggap berharga bagi mereka."

Namun, Arnold Putra mengaku kepada Insider, dia tidak bepergian ke daerah kesukuan ketika koleksi ini dibuat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by bloody UwU (@arnoldputra) on Mar 10, 2020 at 7:24pm PDT

"Metode saya dalam mengumpulkan material tak terkait dengan perjalanan saya ke tempat-tempat itu," kata dia. 

Baca juga: 7 Makanan Kaya Vitamin D, Demi Tulang dan Otot yang Sehat

Dia lalu mengaku, tulang belakang itu dia dapatkan dari asupan medis dari di Kanada.

Menurut dia, adalah hal yang mungkin untuk membeli tulang manusia dari perusahaan berlisensi.

Perusahaan tersebut biasanya menerima spesimen manusia yang disumbangkan untuk obat-obatan, dan kadang-kadang pula menjualnya sebagai "surplus". Pada bagian inilah Arnold mendapatkannya.

Namun, dia menolak untuk menunjukkan kontrak jual beli tersebut, dengan dalih dia harus tunduk pada perjanjian non-pengungkapan.

Tas itu, kata dia, merupakan bagian dari koleksi yang belum selesai dan melibatkan bahan serupa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pembuatan pakaian.

Sementara, untuk material lidah buaya, dia mengatakan bahan itu adalah produk sampingan dari industri daging dan kulit buaya. Selain itu, buaya pun tidak masuk dalam kategori hewan yang terancam punah di AS.

"Butuh sedikit percobaan untuk membuat bahan dari lidah agar rata dan cukup kenyal," kata dia.

Menyusul keributan media sosial atas tas itu, Arnold Putra mengunggah konten lewat fitur Instagram Story yang menyebut -entah serius atau bercanda- koleksinya berasal dari sisa-sisa manusia yang telah diplastinasi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by @byarnoldputra on Oct 9, 2016 at 4:44pm PDT

Legalitas pembelian dan penjualan tulang manusia bervariasi di seluruh dunia.

Perdagangan itu legal di banyak negara bagian AS, menurut laman National Geographic.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com