KOMPAS.com - Seiring mewabahnya Covid-19 di seluruh dunia, beberapa orang menilai herd immunity adalah solusi terbaik untuk menghentikan penyebaran virus.
Namun, menerapkan herd immunity atau kekebalan kelompok di sebuah negara terbukti tidak efektif, berdasarkan studi terbaru.
Satu studi menunjukkan, hanya sebagian kecil orang di Stockholm, ibukota Swedia, yang mengembangkan antibodi untuk virus corona.
Hal ini menimbulkan keraguan, apakah tidak adanya lockdown di suatu negara bisa membantu masyarakat mengembangkan tingkat kekebalan yang signifikan atau tidak.
Baca juga: Benarkah Herd Immunity Satu-satunya Jalan Hentikan Pandemi Corona?
Studi yang melibatkan 1.100 tes di Swedia dan dilakukan oleh badan kesehatan masyarakat negara itu menemukan hanya 7,3 persen orang di Stockholm yang mengembangkan antibodi, seperti dilansir Reuters.
Para ahli mengatakan, populasi dapat mencapai apa yang disebut kekebalan kelompok terhadap virus ketika sekitar 60 persen orang telah terinfeksi.
Tom Britton, profesor yang membantu mengembangkan model peramalan, mengakui perhitungannya bisa saja keliru.
"Itu berarti perhitungan yang dibuat oleh agensi dan saya mungkin salah, tapi jika demikian adanya, kesalahan itu mengejutkan," katanya kepada surat kabar Swedia, Dagens Nyheter, seperti dilaporkan The Guardian.
"Atau lebih banyak orang telah terinfeksi daripada antibodi yang dikembangkan."
Britton sebelumnya menyebut, sekitar setengah dari populasi di Swedia dapat terinfeksi pada akhir April 2020.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.