Pong mengingatkan, ketika anak terlihat ulet dan dapat mengatasi kesulitan, hal ini pun seharusnya tidak menjadi alasan bagi orangtua untuk "melegalkan" pelakukan kasar terhadap mereka.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Picu Stres, Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
“Sebagai gantinya, kita dapat mengubah 'momen pengasuhan yang gagal' seperti itu menjadi momen belajar baik untuk anak-anak, dan diri kita sendiri,” kata dia.
Jika kemarahan dan reaksi berlebih sudah terjadi, maka hal itu bisa mulai diperbaiki dengan mencoba mengakui kesalahan kepada anak.
"Meminta maaf kepada anak mereka atas reaksi atau perilaku yang salah tempat atau salah arah adalah hal yang baik."
"Lalu, mulailah memproses cara yang lebih baik untuk mengatasi stres, ketegangan, atau perilaku buruk bersama, ketika hal itu terjadi kembali," sambung Pong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.