KOMPAS.com - Manusia memiliki berbagai jenis warna kulit yang berbeda satu sama lain. Ada yang berwarna putih pucat, kuning, cokelat, kemerahan, hingga hitam.
Menurut penelitian, faktor utama yang mempengaruhi warna kulit adalah keturunan atau genetik. Faktor genetik berhubungan dengan pigmen kulit. Namun ada juga hal lain yang mempengaruhi, seperti wilayah tempat tinggalnya, paparan sinar matahari, hingga makanan.
Uniknya, para ilmuwan yang mempelajari tubuh manusia menemukan bahwa variasi warna kulit bersifat adaptif atau bisa menyesuaikan dengan lingkungan, dan bisa diturunkan dari orangtua pada anak.
Karakteristik ini berkaitan erat dengan kondisi geografis dan paparan sinar UV dari matahari.
Berdasarkan wilayah geografisnya, para penduduk wilayah tropis lebih berisiko terpapar sinar radiasi UV matahari yang berbahaya.
Oleh karena itu, warna kulit mereka cenderung menjadi lebih gelap. Sebab, tubuh memproduksi lebih banyak melanin untuk menangkal efek buruk sinar UV.
Selain itu dari generasi ke generasi, muncul kecenderungan produksi melanin dalam jumlah tertentu pada tubuh anak, yang diturunkan dari orangtuanya.
Sebaliknya para penduduk di negara-negara belahan utara bumi, biasanya memiliki kulit berwarna terang. Sebab, mereka tidak banyak terpapar sinar UV matahari yang berbahaya. Akibatnya, tubuh tidak memproduksi banyak melanin dan warna kulit pun akhirnya cerah.
Kulit yang berwarna cerah ini memungkinkan lebih banyak sinar UV masuk ke kulit, dan mebantu tubuh memproduksi vitamin D esensial yang diperlukan.
Baca juga: Banggalah dengan Warna Kulit yang Dimiliki
Anehnya, banyak orang di wilayah tropis mendampakan kulit yang lebih putih, sedangkan mereka yang berkulit putih justru ingin memiliki warna yang lebih gelap.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.