KOMPAS.com - Cerutu adalah gulungan tembakau yang juga dibungkus dengan daun tembakau. Hal ini berbeda dengan rokok biasa, yaitu tembakau yang sudah dirajang lalu dibungkus dengan kertas.
Cerutu umumnya berukuran lebih tebal dari rokok biasa. Aromanya pun berbeda. Banyak orang mengatakan bahwa menghisap cerutu lebih tidak berisiko terhadap kesehatan daripada rokok biasa karena cara menikmatinya. Benarkah?
Cerutu vs rokok biasa
Berikut adalah beberapa faktor berbedaan rokok cerutu dengan rokok biasa:
Beragam kanker
Cerutu mengandung tembakau, nikotin, tar, dan racun-racun penyebab kanker lain sama seperti rokok biasa. Bahkan, dengan konsentrasi lebih tinggi.
Penggunaan cerutu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, mulai dari kanker paru-paru, kanker laring, kanker esofagus, maupun kanker mulut.
Orang yang menghisap cerutu bahkan disebut 4-10 kali lebih berisiko meninggal akibat kanker-kanker tersebut daripada non-perokok.
Selain itu, penggunaan cerutu juga meningkatkan potensi terjadinya kanker-kanker lain, seperti kanker usus, kanker ginjal, hingga kanker hati.
Baca juga: Tak Merokok Tetap Berisiko Terkena Kanker Paru, Kok Bisa?
Penyakit paru-paru
Sama seperti rokok, penggunaan rokok cerutu juga dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami berbagai penyakit paru-paru.
Beberapa contoh penyakit paru-paru ini adalah emfisema, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik. Kebiasaan merokok dengan cerutu juga meningkatkan potensi mengalami serangan asma.
Baca juga: Merokok 1-2 Batang Sehari, Bisakah Kena Penyakit Paru-paru?
Penyakit jantung
Tembakau dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Fakta ini membuat perokok, termasuk perokok cerutu lebih berisiko mengalami hipertensi, penggumpalan darah, penyakit jantung koroner, serangan jantung, serta stroke.
Baca juga: Mengapa Kebiasaan Merokok Bisa Bahayakan Jantung
Kecanduan
Cerutu bisa menyebabkan kecanduan. Meski sebagian besar pengguna tidak menghirup asap rokok cerutu, asap dengan kandungan nikotin tersebut tetap mungkin masuk ke paru-paru.
Nikotin adalah zat adiktif atau penyebab candu, utama dalam tembakau. Zat ini dapat meningkatkan produksi dopamin yang membuat perokok merasa tenang dan senang saat merokok.
Gangguan pada gigi dan mulut
Menghisap cerutu dapat meningkatkan berbagai gangguan pada mulut, seperti noda pada gigi, bau mulut, kerusakan gigi, bahkan penyakit gusi.
Gangguan kesuburan
Merokok, termasuk dengan cerutu, dapat merusak pembuluh darah arteri, yaitu pembuluh darah pembawa darah bersih termasuk ke area penis. Bila pembuluh darah ini rusak, penis bisa kekurangan suplai darah dan mengalami disfungsi ereksi.
Tidak hanya itu, merokok juga dikaitkan dengan berbagai gangguan kesuburan, untuk pria maupun wanita. Merokok disebut dapat mengganggu produksi sperma, mempersulit proses kehamilan, memicu keguguran, hingga bayi lahir dalam kondisi cacat.
Baca juga: Sistem Reproduksi Pria Rusak karena Merokok
Cerutu tidak lebih baik dari rokok biasa. Keduanya tetap dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Dampak ini sangat beragam mulai dari gangguan kesehatan mulut, kecanduan, penyakit jantung, bahkan kanker.
Oleh karena itu, bila Anda masih merokok, berusahalah untuk berhenti mulai dari sekarang. Tersedia berbagai terapi, seperti terapi penggantian nikotin, dan komunitas yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.