Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Dihisap Dalam-Dalam, Apakah Cerutu Tidak Berbahaya?

Kompas.com - 10/08/2020, 18:36 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Cerutu adalah gulungan tembakau yang juga dibungkus dengan daun tembakau. Hal ini berbeda dengan rokok biasa, yaitu tembakau yang sudah dirajang lalu dibungkus dengan kertas.

Cerutu umumnya berukuran lebih tebal dari rokok biasa. Aromanya pun berbeda. Banyak orang mengatakan bahwa menghisap cerutu lebih tidak berisiko terhadap kesehatan daripada rokok biasa karena cara menikmatinya. Benarkah?

Cerutu vs rokok biasa

Berikut adalah beberapa faktor berbedaan rokok cerutu dengan rokok biasa:

  • Jumlah tembakau. Rokok biasa mengandung sekitar 1 gram tembakau. Sedangkan rokok cerutu bisa mengandung 5-20 gram tembakau.
  • Jumlah nikotin. Jumlah nikotin antara rokok biasa maupun cerutu cenderung sama. Nikotin adalah zat adiktif utama dalam tembakau.
  • Ukuran. Rokok cerutu memiliki ukuran lebih bervariasi, mulai dari kecil hingga besar. Hal ini juga yang membuat kandungan tembakau dalam cerutu bisa lebih besar, tergantung ukurannya.
  • Cara menikmati. Sebagian besar pengguna cerutu tidak menghisap dalam-dalam asapnya, tetapi hanya mengulumnya di mulut. Hal ini karena ada teori bahwa asap cerutu bisa mengiritasi saluran pernapasan. Cara ini jauh berbeda dengan perokok biasa yang hampir selalui menghirup asap dari rokoknya.
  • Frekuensi penggunaan. Sebagian besar pengguna cerutu tidak merokok setiap hari namun hanya pada situasi-situasi tertentu. Hal ini berbeda dengan perokok biasa yang dalam satu hari saja bisa menghabiskan 20 batang rokok atau lebih.

Ragam bahaya menghisap cerutu

Ilustrasi cerutu.KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi cerutu.
Berbeda dengan keyakinan yang beredar, cerutu tetap dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Secara umum, dikutip dari laman Sehatq, berikut risiko yang dapat terjadi dari penggunaan rokok cerutu:

Beragam kanker

Cerutu mengandung tembakau, nikotin, tar, dan racun-racun penyebab kanker lain sama seperti rokok biasa. Bahkan, dengan konsentrasi lebih tinggi.

Penggunaan cerutu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, mulai dari kanker paru-paru, kanker laring, kanker esofagus, maupun kanker mulut.

Orang yang menghisap cerutu bahkan disebut 4-10 kali lebih berisiko meninggal akibat kanker-kanker tersebut daripada non-perokok.

Selain itu, penggunaan cerutu juga meningkatkan potensi terjadinya kanker-kanker lain, seperti kanker usus, kanker ginjal, hingga kanker hati.

Baca juga: Tak Merokok Tetap Berisiko Terkena Kanker Paru, Kok Bisa?

Penyakit paru-paru

Sama seperti rokok, penggunaan rokok cerutu juga dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami berbagai penyakit paru-paru.

Beberapa contoh penyakit paru-paru ini adalah emfisema, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik. Kebiasaan merokok dengan cerutu juga meningkatkan potensi mengalami serangan asma.

Baca juga: Merokok 1-2 Batang Sehari, Bisakah Kena Penyakit Paru-paru?

Penyakit jantung

Tembakau dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Fakta ini membuat perokok, termasuk perokok cerutu lebih berisiko mengalami hipertensi, penggumpalan darah, penyakit jantung koroner, serangan jantung, serta stroke.

Baca juga: Mengapa Kebiasaan Merokok Bisa Bahayakan Jantung

Kecanduan

Cerutu bisa menyebabkan kecanduan. Meski sebagian besar pengguna tidak menghirup asap rokok cerutu, asap dengan kandungan nikotin tersebut tetap mungkin masuk ke paru-paru.

Nikotin adalah zat adiktif atau penyebab candu, utama dalam tembakau. Zat ini dapat meningkatkan produksi dopamin yang membuat perokok merasa tenang dan senang saat merokok.

Gangguan pada gigi dan mulut

Menghisap cerutu dapat meningkatkan berbagai gangguan pada mulut, seperti noda pada gigi, bau mulut, kerusakan gigi, bahkan penyakit gusi.

Gangguan kesuburan

Merokok, termasuk dengan cerutu, dapat merusak pembuluh darah arteri, yaitu pembuluh darah pembawa darah bersih termasuk ke area penis. Bila pembuluh darah ini rusak, penis bisa kekurangan suplai darah dan mengalami disfungsi ereksi.

Tidak hanya itu, merokok juga dikaitkan dengan berbagai gangguan kesuburan, untuk pria maupun wanita. Merokok disebut dapat mengganggu produksi sperma, mempersulit proses kehamilan, memicu keguguran, hingga bayi lahir dalam kondisi cacat.

Baca juga: Sistem Reproduksi Pria Rusak karena Merokok

Cerutu tidak lebih baik dari rokok biasa. Keduanya tetap dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Dampak ini sangat beragam mulai dari gangguan kesehatan mulut, kecanduan, penyakit jantung, bahkan kanker.

Oleh karena itu, bila Anda masih merokok, berusahalah untuk berhenti mulai dari sekarang. Tersedia berbagai terapi, seperti terapi penggantian nikotin, dan komunitas yang dapat membantu untuk berhenti merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com