Anak atau orangtua yang sering menggunakan beberapa gawai atau bermain video game tidak memiliki interaksi yang baik dengan keluarga.
Baca juga: 5 Hal yang Bisa Bantu Anak Atasi Rasa Marah
"Anak yang menghabiskan lebih sedikit waktu berinteraksi dengan orangtua akan belajar lebih sedikit. Mereka tidak akan mengerti cara orang dewasa berperilaku," katanya.
Multitasking juga memberi batasan antara orangtua dan anak. Baik orangtua maupun anak akan kesulitan memahami jika mereka adalah bagian dari sebuah keluarga.
Sebuah studi menyimpulkan perangkat elektronik seperti ponsel pintar dapat menurunkan kapasitas kognitif.
Dalam studi tersebut, murid sekolah yang meletakkan ponselnya di ruangan berbeda memiliki hasil tes kognitif lebih baik daripada murid yang meletakkan ponselnya di atas meja dengan posisi layar terbalik.
"Anak-anak harus tahu mereka adalah bagian dari satu keluarga sebelum mereka mengenali dunia secara umum," jelas Benore.
Baca juga: Pola Asuh Toksik Merugikan Orangtua dan Anak, Kenali Tandanya
Mengurangi dampak multitasking di dalam keluarga
Peran orangtua adalah mengurangi dampak buruk dari multitasking di dalam keluarga. Karena itu, kita bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Tinggalkan teknologi di kamar tidur
Sterilkan kamar tidur anak dari segala perangkat teknologi. Kamar harus menjadi tempat di mana anak bisa bermain, membaca buku, atau bersantai. Terapkan juga kondisi ini di kamar yang kita tempati.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.