Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2020, 08:44 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, terkadang kita merasa terlalu berkuasa di rumah sehingga menuntut anak untuk selalu menurut. Tanpa disadari pola asuh yang diterapkan pun bersifat satu arah dan bersifat instruksi. 

Kondisi itu bisa membuat hubungan orangtua dan anak menjadi kaku. Anak mungkin tidak merasa bahagia dan ingin memberontak.

Tanpa disadari, pola pengasuhan yang toksik memang sering kali dapat menyelinap ke dalam interaksi sehari-hari, tidak peduli seberapa baik niat kita yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu, coba kenali pola asuh anak yang buruk, supaya kita bisa segera memutus siklus itu sebelum kerusakan terjadi.

1. Tidak mau mendengarkan

Komunikasi antara orangtua dan anak bisa menjadi hal yang rumit, terutama saat anak semakin besar dan memiliki pendapat sendiri.

Barbara Greenberg, PhD, seorang psikolog klinis yang berfokus pada kesehatan mental remaja mengatakan, berkomunikasi dengan cara yang benar adalah kunci bagi orangtua.

"Orangtua yang toksik dikenal hanya berbicara tapi tidak mau mendengarkan anak-anak," katanya.

Jika orangtua menyadari diri telah melakukan ini, mereka harus melakukan upaya untuk tetap diam dan mendengarkan.

Anak-anak yang merasa didengarkan akan berbicara lebih banyak dan lebih banyak curhat pada orangtuanya.

Baca juga: Kenali 4 Jenis Pola Asuh dan Efeknya pada Anak

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com