KOMPAS.com - Sebagai orangtua, terkadang kita merasa terlalu berkuasa di rumah sehingga menuntut anak untuk selalu menurut. Tanpa disadari pola asuh yang diterapkan pun bersifat satu arah dan bersifat instruksi.
Kondisi itu bisa membuat hubungan orangtua dan anak menjadi kaku. Anak mungkin tidak merasa bahagia dan ingin memberontak.
Tanpa disadari, pola pengasuhan yang toksik memang sering kali dapat menyelinap ke dalam interaksi sehari-hari, tidak peduli seberapa baik niat kita yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu, coba kenali pola asuh anak yang buruk, supaya kita bisa segera memutus siklus itu sebelum kerusakan terjadi.
1. Tidak mau mendengarkan
Komunikasi antara orangtua dan anak bisa menjadi hal yang rumit, terutama saat anak semakin besar dan memiliki pendapat sendiri.
Barbara Greenberg, PhD, seorang psikolog klinis yang berfokus pada kesehatan mental remaja mengatakan, berkomunikasi dengan cara yang benar adalah kunci bagi orangtua.
"Orangtua yang toksik dikenal hanya berbicara tapi tidak mau mendengarkan anak-anak," katanya.
Jika orangtua menyadari diri telah melakukan ini, mereka harus melakukan upaya untuk tetap diam dan mendengarkan.
Anak-anak yang merasa didengarkan akan berbicara lebih banyak dan lebih banyak curhat pada orangtuanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.