"Orangtua yang toksik suka merendahkan teman anak mereka. Jika kita merendahkan teman mereka sama saja kita merendahkan anak-anak kita sendiri," ujar Greenberg.
Sebaliknya, dia merekomendasikan agar orangtua lebih banyak mencari tahu dulu mengapa setiap teman istimewa bagi mereka.
5. Memberi label pada anak
Orangtua yang toksik mengacaukan perilaku buruk anak dengan identitas negatif dan tidak bisa membedakan antara pilihan yang buruk dan anak yang buruk.
"Kurangnya waktu bagi orangtua untuk mengatur napas dan merenung dapat memberikan label yang toksik pada anak seperti malas, bermasalah, egois, dan tidak pengertian," jelas Bernstein.
Baca juga: Memberikan Perhatian Khusus Pola Asuh Anak Usia Dini di Tengah Pandemi
Hal ini dapat mengakibatkan orangtua memengaruhi anak-anaknya untuk terkunci pada identitas negatif tersebut.
Selain itu, anak-anak yang berlabel negatif biasanya penuh dengan rasa stres, sakit hati, kemarahan, dan kebencian. Mereka bahkan kehilangan motivasi untuk membuat perubahan positif.
Kebiasaan memberi label pada anak kemungkinan besar disebabkan orangtua di masa kecilnya juga melakukan perlakuan serupa. Rantai ini harus diputus. Sebagai orangtua, fokus pada perilaku anak yang memang kurang baik dan cari pendekatan untuk memperbaikinya.
6. Membandingkan dengan orang lain
Salah satu perilaku terburuk dari orangtua yang toksik adalah membandingkan anak-anak dengan orang lain dan berharap anak akan menunjukkan perilaku yang sama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.