Kemudahan mengakses media sosial membuat banyak orang terpaku untuk memeriksanya setiap waktu karena tak ingin ketinggalan informasi.
Menurut Greenfield, dorongan untuk terus-menerus memeriksa apa yang sedang terjadi di dunia maya dapat menyebabkan peningkatan kortisol, hormon stres.
Stres yang meningkat ini dapat membawa banyak efek buruk pada otak. Contoh berkurangnya memori dan peningkatan kemungkinan depresi.
Menjauh dari media sosial dapat mencegah peningkatan kortisol serta membuat seseorang lebih tenang dan fokus.
5. Merasa lebih percaya diri
Saat mengunggah sesuatu di media sosial, kebanyakan orang cenderung hanya membagikan momen bahagia atau yang terlihat asyik ke orang lain.
Tak jarang hal itu membuat pengguna media sosial membandingkan dirinya dengan orang lain. Beberapa jadi kurang percaya diri karena merasa hidupnya tidak cukup bahagia atau asyik seperti orang lain. Hal tersebut berkaitan dengan gejala depresi yang lebih sering.
Baca juga: Tanda Kamu Perlu Break dari Media Sosial
Berhenti bermain media sosial bisa menjadi solusinya. Jarang membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga merasa jauh lebih bahagia dan percaya diri. Ini juga bisa jadi salah satu cara untuk mencapai penerimaan diri atau self love.
6. Mendapatkan lebih banyak tidur
Greenfield mengatakan, banyak orang yang menghabiskan waktu 1-2 jam untuk melihat-lihat media sosial di tempat tidur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.