KOMPAS.com - Sebagian besar anak tentu senang bermain game, termasuk game online perang.
Bermain game memang menyenangkan. Namun bila anak menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game bahkan mengabaikan kegiatan lain, maka orangtua perlu waspada.
Hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa anak terkena gaming disorder. Seperti apa gaming disorder, yang juga bisa dialami orang dewasa ini?
Pada 2018, organisasi kesehatan dunia (WHO) memasukkan gaming disorder ke dalam Klasifikasi Penyakit Internasional. Gaming disorder ditandai oleh ketidakmampuan seseorang mengontrol waktu bermain.
Akibatnya, anak lebih mengutamakan game online dibanding minat atau aktivitas lain sehari-hari. Intensitas bermain game pun akan meningkat dan berkelanjutan meskipun terjadi dampak yang negatif.
Baca juga: 4 Masalah Kesehatan akibat Main Video Game Menurut Penelitian
Studi menunjukkan bahwa gaming disorder memang hanya terjadi pada sebagian kecil individu yang bermain game.
Namun, orangtua harus memperhatikan jumlah waktu yang dihabiskan anak untuk permainan online. Apalagi bila anak sampai mengesampingkan kegiatan sehari-harinya.
Selain itu, perhatikan pula setiap perubahan dalam kesehatan fisik, psikologis, dan interaksi sosial anak saat terlalu sering bermain game online.
Baca juga: Kecanduan Gadget dan Game Online Itu Nyata
Efek gaming disorder terhadap perilaku anak
Berdasarkan definisi WHO, individu dengan gaming disorder akan menunjukkan ciri-ciri berikut, selama sekitar 12 bulan.
1. Kurang atau bahkan tidak dapat mengontrol kebiasaan bermain game
Jika memiliki gaming disorder, anak menjadi kurang atau tidak dapat mengontrol kebiasaan bermain game.
Anak akan sulit untuk berhenti, dan merasa terus ingin bermain game, hingga tak terasa telah meski menghabiskan waktu berjam-jam.
Selain itu, anak akan merasa sedih, cemas, dan cepat marah saat acara bermain game online dihentikan.
Baca juga: Kecanduan Main Game Bisa Jadi Tanda Gangguan Jiwa
2. Memprioritaskan bermain game daripada minat dan kegiatan lainnya