Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
drg. Citra Kusumasari, SpKG (K), Ph.D
dokter gigi

Menyelesaikan Program Doktoral di bidang Kariologi dan Kedokteran Gigi Operatif (Cariology and Operative Dentistry), Tokyo Medical and Dental University, Jepang.

Sebelumnya, menempuh Pendidikan Spesialis Konservasi Gigi di Universitas Indonesia, Jakarta dan Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Berpraktik di berbagai rumah sakit dan klinik di Jakarta. Ilmu karies, estetik kedokteran gigi, dan perawatan syaraf gigi adalah keahliannya.

Peran Dokter Gigi dalam Identifikasi Korban Kecelakaan Pesawat

Kompas.com - 13/01/2021, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Peran dokter gigi spesialis odontologi forensik

Gigi merupakan primer identifier menurut Disaster Victim Identification (DVI) Guide Interpol karena gigi merupakan bahan organik dalam tubuh yang letaknya terlindungi oleh bibir dan lidah, sehingga tahan terhadap trauma fisik, termis dan proses pembusukan.

Gigi juga mempunyai bentuk yang khas dan jelas, letaknya mudah dicapai dan mempunyai nilai individualitas yang tinggi.

Ruang lingkup kedokteran gigi forensik menurut Cameron dan Simms pada tahun 1973 meliputi: kriminal, non-kriminal/perdata, dan penelitian.

Baca juga: Mencari Dokter Gigi Terbaik di Kota Anda

 

Sedangkan menurut Sopher (1976) ruang lingkupnya meliputi: identifikasi gigi dari jenazah yang tidak dikenali, perbandingan bekas gigitan, trauma dan pemeriksaan jaringan lunak rongga mulut, serta malpraktek dan kelalaian bidang kedokteran gigi.

Seorang ahli odontologi forensik bukan melakukan tindakan terapi pada pasien seperti dokter gigi pada umumnya, tetapi membantu pembuktian suatu kasus atau pasal hukum yang dikenakan pada tersangka dan membantu korban mendapatkan keadilan.

Bidang odontologi forensik tidak hanya berkutat dalam bidang medis, tetapi juga bukan merupakan bidang ilmu hukum murni.

Proses analisis oleh dokter gigi spesialis odontologi forensik

Identifikasi gigi memainkan peranan penting dalam mengidentifikasi sisa bagian tubuh seseorang yang telah meninggal, misalnya tubuh yang menyisakan kerangka, tubuh yang membusuk, tubuh yang terbakar atau dipotong-potong, yang tidak valid jika menggunakan metode visual atau sidik jari.

Baca juga: Empat Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi dengan Pencocokan Sidik Jari

 

Identifikasi odontologi dilakukan berdasarkan perbandingan sistemik antara pre- dan post-mortem karakteristik gigi setiap individu sesuai dengan rekam medis dan radiografi gigi.

Namun, teknik ini agak sulit akibat adanya trauma pada rahang dan ketidakcukupan informasi gigi ante-mortem.

Berdasarkan American Board of Forensic Odontology, identifikasi gigi dapat dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: identifikasi positif (data ante- dan post-mortem sesuai dan terbukti berasal dari 1 individu); Identifikasi yang memungkinkan (data ante- post-mortem memiliki sedikit fitur yang konsisten, namun karena kualitas rekam medis maka sulit untuk menetapkan identitasnya); bukti yang tidak cukup (data tidak cukup untuk membuat kesimpulan); eksklusi (data ante- dan post-mortem tidak konsisten).

Kedokteran gigi forensik juga melakukan analisis DNA, yang diambil melalui isolasi spesimen material biologis seperti darah, semen, akar rambut, jaringan, gigi, tulang dan air liur.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Penumpukan Plak Gigi yang Bisa Sebabkan Gigi Berlubang

 

Pada jaringan yang post-mortem yang membusuk, meskipun DNA mengalami fragmentasi progresif melalu enzim autolitik dan bakteri, namun urutan informasi masih ada dalam fragmen DNA. Oleh karena itu, informasi tidak hilang sama sekali meskipun tubuh telah mengalami pembusukan.

Estimasi usia korban bencana dapat dilakukan berdasarkan identifikasi gigi. Terdapat 2 teknik yang dapat dilakukan untuk menentukan usia melalui identifikasi gigi, yaitu teknik perubahan perkembangan (terjadi saat perkembangan gigi dan muncul ke dalam rongga mulut) dan teknik perubahan degeneratif (terjadi setelah gigi erupsi dan mulai rusak).

Selain itu, identifikasi gigi juga dapat menentukan jenis kelamin korban, yang dapat dilakukan melalui 4 metode, yaitu: metode morfologi kranio-fasial dan dimensi, metode perbedaan dimensi gigi, metode morfologi gigi, dan metode analisis DNA.

Baca juga: 111 Sampel DNA dari Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Sudah Diterima Tim DVI

Kesimpulannya, odontologi forensik merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dengan medis sebagai salah satu pengidentifikasi utama sebuah bencana.

Profil DNA memberikan informasi yang penting mengenai karakteristik fisik, etnis dan penentuan jenis kelamin.

Identifikasi jenazah dengan bukti gigi adalah mungkin, karena jaringan gigi adalah jaringan keras yang tetap bertahan setelah kematian dan bahkan dapat menahan suhu sampai 1.600 derajat celcius ketika dipanaskan tanpa kehilangan struktur mikro yang berarti.

Drg. Citra Kusumasari, SpKG(K), Ph.D

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com