KOMPAS.com - Orang-orang yang mulai melakukan seks oral pada usia muda atau dengan intensitas sangat besar akan menghadapi peningkatan risiko kanker tenggorokan atau orofaring.
Berdasarkan data dari CDC, sekitar 3.500 wanita dan 16.200 pria didiagnosis menderita kanker orofaring terkait HPV setiap tahun di Amerika Serikat.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan secara online dalam jurnal Cancer pada 11 Januari, berfokus terhadap kanker orofaring yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).
Seperti yang sudah kita ketahui, HPV juga menjadi infeksi menular seksual yang menyebabkan kanker serviks.
Penelitian telah menemukan, bahwa risiko kanker orofaring terkait HPV umumnya terjadi pada pasangan yang sering melakukan seks oral.
Baca juga: 7 Bahaya Seks Oral dari Penyakit Menular Seksual yang Perlu Diwaspadai
Usia muda dan terlalu sering
Dari hasil temuan tersebut, risiko kanker 80 persen lebih tinggi di antara orang-orang yang mulai melakukan seks oral sebelum usia 18 dan setelah usia 20.
Sementara itu, risiko kanker orofaring hampir tiga kali lipat terjadi di antara orang-orang yang telah memiliki lebih dari lima pasangan seks oral per dekade sejak menjadi aktif secara seksual.
Peneliti utama dari Johns Hopkins University di Baltimore, Dr Virginia Drake mengatakan, penelitian ini adalah cara mengukur "intensitas" paparan orang terhadap pasangannya dan potensi terhadap HPV oral.
Dia menunjukkan, bahwa HPV adalah infeksi menular seksual yang paling umum di dunia.
Baca juga: Mengapa Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks Diberikan Dua Kali?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.