Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan, Cara Menyiram Tanaman yang Pas dan Tak Berlebih

Kompas.com, 19 Januari 2021, 14:12 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber BHG

KOMPAS.com - Menyiram tanaman dengan terlalu banyak air justru akan membuatnya mati karena akarnya yang membusuk.

Sayangnya, kebanyakan orang tak tahu bagaimana menyiram tanaman yang tepat agar tak menjadi terlalu basah.

Hal ini memang tergolong sulit, karena untuk menyiram tanaman, kita perlu memperhatikan banyak hal.

Misalnya, seberapa sering tanaman harus disiram, seberapa banyak kebutuhan air, atau pada kondisi seperti apa tanaman memerlukan air lebih banyak dari biasanya.

Sebab sejatinya, air memang menjadi sumber kehidupan bagi tanaman, -selain pupuk dan kasih sayang dari pemiliknya.

Baca juga: Pahami, Kapan Waktu Terbaik untuk Menyiram Tanaman

Demi mengetahui lebih lanjut, berikut ini adalah tips tepat menyiram tanaman agar tak berlebihan.

1. Air terbaik untuk tanaman hias

Kualitas dari air di rumah menentukan apakah air tersebut baik untuk diberikan pada tanaman.

Sebagian air sumur biasanya tak ada masalah bila diberikan pada tanaman.

Namun jika air tanah mengandung garam yang nantinya bisa menumpuk di tanah setelah disiramkan pada tanaman, maka ini akan menjadi masalah.

Lalu, memberikan air yang mengandung klorin pada tanaman sebenarnya tidak menjadi masalah besar.

Kendati demikian, akan lebih baik bila air disaring terlebih dahulu. Sebenarnya, pilihan untuk mengumpulkan air hujan dan memberikannya tanaman, adalah yang terbaik.

Apa pun jenis air yang dipilih, cairan bersuhu ruangan lebih baik daripada air hangat atau dingin.

Baca juga: Menyiram Tanaman dengan Air Hujan Ternyata Banyak Manfaatnya Lho

Untuk itu, pastikan air yang disiramkan pada tanaman hias berada pada suhu yang pas.

2. Berapa banyak air

Tidak semua tanaman membutuhkan jumlah air yang sama. Jadi jika kamu tidak yakin berapa banyak yang dibutuhkan, ambillah petunjuk dari alam.

Banyak tanaman hias populer seperti philodendron berasal dari daerah tropis di dunia di mana hujan turun secara teratur.

Spesies ini biasanya memiliki daun besar yang membutuhkan banyak air agar terlihat bagus.

Tanaman seperti ini akan membutuhkan lebih banyak air daripada penghuni gurun seperti kaktus dan sukulen. 

Baca juga: 5 Kesalahan Umum Saat Rawat Tanaman Sukulen

Jenis tanaman semacam ini lebih baik bila dibiarkan dengan tanah yang mengering sebelum menyiramnya kembali.

Jika kamu melihat pertumbuhan yang lebih sedikit dari biasanya, kurangi berapa banyak air yang diberikan pada tanaman sampai mereka mulai tumbuh.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau