Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini 5 Penyakit yang Kerap Mengintai saat Banjir

Kompas.com - Diperbarui 05/10/2022, 07:03 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Health

Beberapa tempat bisa menjadi sarang nyamuk pembawa virus zika, demam berdarah, dan chikungunya.

Oleh karena itu, kita membutuhkan obat anti nyamuk atau serangga dan setelah bencana banjir terjadi, kita perlu melakukan penyemprotan atau fogging guna mencegah penyebaran nyamuk.

4. Hepatitis

Hepatitis memang sering dianggap sebagai penyakit yang menyebar melalui hubungan seks atau penggunaan obat-obatan terlarang.

Namun, jenis penyakit hepatitis tertentu juga dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

Baca juga: Anak Kos Rentan Kena Typus dan Hepatitis A, Ini Cara Pencegahannya

Hepatitis A dan E, khususnya, dapat menjadi bahaya di daerah yang pernah mengalami banjir.

5. Penyakit legionnaires

Bakteri legionella ditemukan secara alami di dalam air dan ketika orang-orang menelan atau menghirup tetesan air yang terkontaminasi, maka mereka dapat tertular.

Penyakit legionnaires merupakan infeksi pernapasan atau pneumonia yang menyebabkan batuk, sesak napas, demam, dan menggigil.

Seperti kebanyakan infeksi bakteri, penyakit legionnaires biasanya dapat diobati dengan antibiotik meskipun terkadang bisa berakibat fatal, terutama jika tidak terdeteksi lebih awal.

Penyakit legionnaires sering menyebar ketika persediaan air minum terkontaminasi, tetapi ada juga kasus di mana orang-orang terkena penyakit tersebut setelah membersihkan air banjir.

Dokter Adalja mengatakan, kita dapat mengurangi risiko terpapar legionnaires dengan mempraktikkan kebersihan yang baik.

"Sebisa mungkin hindari paparan air banjir pada mulut, hidung, dan mata. Jika kita benar-benar sakit setelah terpapar air banjir, sebutkan gejala yang kita alami ke dokter dengan segera," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com