Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Insomnia Picu Risiko Penyakit Jantung Koroner

Kompas.com - 24/02/2021, 15:00 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insomnia membuat seseorang sulit tidur, sehingga waktu tidurnya berkurang. Padahal kurang tidur membawa sejumlah efek negatif untuk kesehatan.

Penelitian mengungkapkan, waktu tidur yang kurang dari tujuh jam atau lebih dari sembilan berkaitan dengan penyakit jantung koroner.

Ahli jantung Leslie Cho, MD mengatakan, tidur yang buruk dapat menyebabkan penambahan berat badan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis.

Semuanya itu merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.

Baca juga: 15 Cara Mengatasi Insomnia yang Baik Dilakukan

Suatu studi besar tentang tidur menemukan fakta pria memiliki tingkat kematian 1,7 kali lipat lebih tinggi apabila waktu tidurnya kurang dari enam jam.

Hal yang sama juga berlaku apabila waktu tidur lebih dari sembilan jam. Waktu tidur terbaik dikatakan selama 7-8 jam.

Di sisi lain, studi terhadap 71.000 wanita menemukan, apabila waktu tidur kurang dari lima jam, maka risiko mengembangkan jantung koroner meningkat 1,82 kali lipat.

Sedangkan apabila waktu tidurnya lebih dari sembilan jam, wanita berisiko 1,57 kali lipat lebih tinggi mengembangkan penyakit jantung koroner.

Selain insomnia, masalah tidur lainnya yang berdampak negatif pada jantung adalah sleep apnea. Gangguan tidur ini ditandai dengan dengkuran.

"Sleep apnea  dikaitkan dengan beberapa kondisi jantung. Mulai dari fibrilasi atrium, kematian jantung mendadak, tekanan darah tinggi, hingga gagal jantung," kata Cho.

Baca juga: Kenali, Beragam Gejala Serangan Jantung

Sementara itu, studi tahun 2017 menunjukkan gangguan tidur dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung koroner hingga 70 persen.

Bahkan terjadi pula peningkatan kemungkinan risiko terjadinya stroke mencapai 45 persen. Hal itu dikarenakan gangguan tidur.

Kondisi yang termasuk gangguan tidur antara lain kualitas tidur yang buruk, tidur berdurasi pendek, sleep apnea, kesulitan untuk tetap tidur, dan penggunaan pil tidur.

"Tidur selama 7-8 jam setiap malam adalah yang terbaik," ujar Cho.

Bagi yang kesulitan tidur, Cho merekomendasikan beberapa cara untuk memperbaiki kebiasaan tidur.

Misalnya berolahraga secara teratur, menghindari tidur siang, tidak minum kafein, dan mematikan perangkat elektronik sebelum tidur.

Selain itu, pertahankan jadwal tidur yang ketat yakni tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.

Baca juga: 4 Cara Alami Mengatasi Insomnia

Kemudian pada orang yang kelebihan berat badan, mendengkur, atau berhenti bernapas saat tidur, sebaiknya menemui spesialis tidur untuk mengatasi.

"Hindari terburu-buru menggunakan alat bantu tidur yang dijual bebas."

"Bekerja samalah dengan penyedia kesehatan untuk menentukan penyebab sulit tidur dan mendiskusikan solusi," kata Cho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com