KOMPAS.com - Sulit untuk membayangkan, jika pada awal 1980an Kikuo Ibe sudah mampu meramalkan akan menjadi seperti apa kreasi G-Shock pertama dia, pada masa kini.
Seperti yang sudah dikenal sejak awal dibuat, jam tangan G-Shock memang dirancang Kikuo untuk tahan terhadap bantingan, dan citra itu yang dipertahankan hingga saat ini.
Termasuk pada varian pertama yang dibuat, DW-5000C, yang hingga setelah lebih dari 35 tahun masih terus diproduksi, dengan -hanya, perubahan pada sentuhan warna.
Baca juga: Bahan Rapuh Kristal Safir Jadi G-Shock Tangguh di Tangan Kikuo Ibe
Hal itu pula yang kini -kembali- terjadi pada tiga varian G-Shock populer yang diberi warna emas.
Varian GM-5600SG-9 menggunakan cangkang persegi panjang khas DW-5000C, sebagai seri tertua G-Shock.
Lalu, ada GM6900SG-9 yang merupakan adaptasi menjadi jam tangan emas dari gaya klasik DW6900.
Kemudian, untuk pilihan gaya yang lebih modern, ada varian GM110SG-9A yang merupakan pengembangan seri GA110 yang tergolong baru di jajaran keluarga G-Shock.
Baca juga: Sports Watch G-Shock Transparan Masuk Indonesia, Apa Istimewanya?
Jika umumnya G-Shock memiliki warna yang lebih low profile dengan gaya doff pada material resin di bezel dan strap, kreasi anyar ini membuat arloji ini menjadi sangat "bling-bling".
Lihat saja, bagian bezel pada setiap jam tangan tersebut terbuat dari baja tahan karat berlapis ion berwarna emas, dengan strap resin bening yang diikat menggunakan sekrup berkepala hex.
Sementara, untuk fitur arloji-arloji ini -tentu saja, tak meninggalkan fitur utama khas G-Shock.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.