Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2021, 21:30 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Mendengkur atau ngorok saat tidur tak hanya mengganggu rekan satu kamar, tetapi juga bisa berbahaya bagi kesehatan.

Sebab, mendengkur bisa jadi merupakan gejala sleep apnea.

Namun, apakah seseorang yang ngorok saat tidur sudah pasti mengalami sleep apnea?

Sebelumnya, ketahui dulu mengapa seseorang mendengkur.

Menurut Sleep Foundation, mendengkur adalah kondisi yang disebabkan getaran jaringan di dekat saluran napas di bagian belakang tenggorokan.

Selama tidur, otot-otot mengendur dan mempersempit jalan napas. Ketika kita menghirup dan mengembuskan napas, udara yang bergerak akan menyebabkan jaringan bergetar dan mengeluarkan suara seperti bendera saat tertiup angin.

Beberapa orang lebih rentan mendengkur karena ukuran serta bentuk otot dan jaringan di leher mereka.

Dalam kasus lain, relaksasi jaringan yang berlebihan atau penyempitan jalan napas juga dapat menyebabkan dengkuran.

Baca juga: 9 Gejala Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Picu Serangan Jantung

Beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih mungkin ngorok, antara lain:

  • Obesitas.
  • Konsumsi alkohol.
  • Penggunaan obat penenang.
  • Hidung tersumbat kronis.
  • Amandel lidah, atau celah langit-langit yang besar.
  • Septum menyimpang atau polip hidung.
  • Rahang kecil atau miring.
  • Kehamilan.

Meskipun orang dari segala usia, termasuk anak-anak, bisa mengalami ngorok. Ini biasanya lebih sering terjadi pada orang tua. Selain itu, laki-laki juga lebih sering mendengkur daripada perempuan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ngorok Pertanda Badan Terlalu Capek?

Apakah ngorok selalu berkaitan dengan sleep apnea?

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan di mana saluran napas tersumbat atau kolaps saat tidur, menyebabkan sesak napas berulang kali.

Ngorok adalah salah satu gejala paling umum dari sleep apnea. Tetapi, tidak semua orang yang tidurnya ngorok memiliki sleep apnea.

Ngorok yang berkaitan dengan sleep apnea cenderung keras dan suaranya seperti oeang tercekik, mendengus atau terengah-engah.

Kondisi ini sangat mengganggu tidur dan sering kali mengganggu keseimbangan oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh.

Baca juga: Mendengkur Hilang dengan Ubah Pola Makan, Bagaimana Caranya?

Seperti apa ngorok yang berbahaya?

Jika masih belum bisa mengenali apakah ngorok Anda atau rekan sekamar Anda berbahaya atau tidak, cobalah melihat tanda-tanda berikut:

  • Dengkuran ringan

Dengkuran ringan yang frekuensinya tidak sering masih terbilang normal dan tidak memerlukan tes atau pengobatan medis.

Dampaknya mungkin lebih kepada gangguan yang dialami rekan sekamar atau pasangan yang terganggu dengan suara ngorok tersebut.

  • Dengkuran primer

Ini terjadi lebih dari tiga malam dalam seminggu. Karena frekuensinya cukup sering, maka dengkuran ini lebih mengganggu bagi rekan sekamar.

Namun, kondisi ini juga tidak selalu menandakan bahaya kesehatan, kecuali ada tanda-tanda gangguan tidur atau sleep apnea.

Jika memang ada tanda yang terlihat, tes medis mungkin diperlukan

  • Dengkuran terkait sleep apnea

Ini adalah dengkuran yang memerlukan perhatian khusus dari perspektif kesehatan karena bisa berdampak pada kualitas tidur yang bersangkutan atau bahkan kesehatannya secara keseluruhan.

Sleep apnea yang tidak terkendali berkaitan dengan munculnya kantuk di siang hari yang bisa berbahaya, serta kondisi kesehatan serius, termasuk masalah kardiovaskular, tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan depresi.

Baca juga: 7 Cara Sleep Apnea Membahayakan Kesehatan

Kapan harus ke dokter?

Banyak kasus mendengkur yang bersifat jinak, tetapi penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada tanda yang berpotensi mengarah ke kondisi sleep apnea, meliputi:

  • Ngorok yang terjadi tiga malam per minggu atau lebih.
  • Ngorok yang sangat keras atau mengganggu.
  • Ngorok dengan suara terengah-engah, tersedak, atau mendengus.
  • Obesitas atau mengalami kenaikan berat badan.
  • Mengantuk di siang hari.
  • Kurang fokus atau ketajaman mental berkurang.
  • Sakit kepala dan hidung tersumbat di pagi hari.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Menggeretakkan gigi di malam hari (bruxism)
  • Sering buang air kecil di malam hari (nokturia).

Jika Anda menemukan salah satu dari tanda-tanda ini, penting untuk membicarakan masalah ini dengan dokter untuk menentukan penyebabnya atau perawatan yang diperlukan.

Baca juga: Penyebab Tidur Mendengkur dan Cara Mengatasinya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com