KOMPAS.com - Kunci dari mempertahankan sebuah komitmen di dalam hubungan percintaan adalah rasa saling percaya, dan tentu saja kesetiaan.
Namun sayangnya, orang-orang kerap kali jatuh ke dalam jurang perselingkuhan yang tentu saja merusak hubungan.
Dalam beberapa ulasan disebutkan, perselingkuhan adalah penyebab utama perceraian dan perpisahan pranikah.
Baca juga: Ketahui Tanda Pasangan Selingkuh di Media Sosial
Menurut seorang psikolog Frank D. Fincham, perselingkuhan turut memicu kekerasan dalam rumah tangga.
Perselingkuhan juga adalah prediktor kuat dari kesehatan mental yang buruk, termasuk depresi maupun kecemasan.
Dia mengungkapkan, prevalensi perselingkuhan adalah sekitar 20-25 persen dalam setiap pernikahan, dengan pria dan wanita berselingkuh pada tingkat yang sama.
Psikolog sekaligus pakar hubungan, Dylan Selterman dan rekan-rekannya pada tahun 2019 melakukan penelitian mengenai persoalan ini.
Mereka menanyakan hampir 500 individu heteroseksual tentang pengalaman berselingkuh.
Semua peserta dalam penelitian ini berbagi setidaknya satu contoh perselingkuhannya sendiri, dan sekitar 95 persen memberikan contoh yang mencakup perselingkuhan seksual atau fisik.
Selterman kemudian mengumpulkan alasan mengapa orang-orang tidak setia, dan memfokuskan analisis motif masing-masing orang untuk berselingkuh.
Baca juga: Nonton Film Porno Sama dengan Selingkuh, Benarkah?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.