Lalu, sebuah riset yang dilakukan pada 56 orang yang menderita RA yang mengonsumsi makanan ultra-olahan dalam jumlah yang lebih tinggi pun menunjukkan hal yang serupa.
Riset ini menemukan adanya peningkatan faktor risiko penyakit jantung, termasuk kadar glycated hemoglobin (HbA1c) yang lebih tinggi, penanda kontrol gula darah jangka panjang.
Daging olahan, pizza, beberapa keju atau makanan lainnya memang benar-benar menggoda. Namun, perlu diketahui bahwa makanan tersebut tinggi akan garam.
Penderita radang sendi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam yang berlebihan.
Penelitian yang dilakukan selama 62 hari pada tikus mengungkapkan bahwa menu makanan rendah garam dapat menurunkan keparahan RA.
Tikus dengan konsumsi makanan rendah garam memiliki lebih sedikit kerusakan tulang rawan dan kerusakan tulang.
Juga, lebih rendah dalam hal penanda inflamasi, dibandingkan tikus dengan diet tinggi garam.
Menariknya, para peneliti juga menyebutkan, asupan natrium yang tinggi dapat menjadi faktor risiko penyakit autoimun seperti radang sendi.
Menu tinggi lemak omega-6 dan rendah lemak omega-3 ternyata dapat memperburuk gejala osteoartritis dan RA.
Lemak ini penting untuk kesehatan. Namun, rasio omega-6 dan omega-3 yang tidak seimbang di sebagian besar makanan barat dapat meningkatkan peradangan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.