KOMPAS.com - Ketika mulai sadar kesehatan, tentu kita akan mempertimbangkan apa saja yang akan kita konsumsi, terutama untuk makanan pokok.
Ada banyak makanan pokok yang bisa kita pilih di Indonesia seperti, beras, jagung, ubi, sagu dan lainnya.
Namun, perlu diketahui bahwa lebih dari 3,5 miliar orang di planet ini mengandalkan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari.
Untuk memenuhi kebutuhan inilah, para petani menanam lebih dari 100.000 varietas padi. Nah, kebanyakan dari kita lebih sering melihat beras putih sebagai makanan pokok di rumah.
Hal ini dikarenakan beras putih mudah ditanam, dimasak, dan disimpan lebih lama, selain rasanya yang cocok dengan makanan lainnya.
Meski begitu kita sering mendengar bahwa beras cokelat lebih sehat dan memiliki banyak nutrisi di dalamnya yang tidak dimiliki oleh beras putih.
Lalu, di antara beras cokelat dan beras putih, manakah yang lebih sehat untuk dikonsumsi?
Baca juga: Ada Berbagai Jenis Beras, Mana yang Terbaik?
Perbedaan beras cokelat dan beras putih
Biji-bijian utuh seperti beras dapat dipecah menjadi tiga bagian utama yaitu, benih, dedak dan endosperma. Setiap komponen tersebut mengandung berbagai mineral, vitamin, dan protein yang memberi kita nilai gizi yang berbeda-beda.
"Beras cokelat mengandung ketiga bagian itu, menjadikannya utuh. Namun, beras putih tidak," kata Beth Czerwony, MS, RD, CSOWM, LD, yang merupakan seorang ahli diet.
Pemrosesan mengupas beras putih menghilangkan bekatul dan dedak, dan menyisakan bagian bertepungnya.
Akibatnya ada beberapa nutrisi penting yang tidak ditemukan pada beras putih yang sudah diproses.
Padahal di bagian itu terdapat nutrisi dengan manfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dan menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Baca juga: Mengapa Beras Cokelat Dianggap Lebih Sehat Dibanding Beras Putih?
Keunggulan beras cokelat
Karena hal tersebut, beras cokelat mengungguli beras putih dalam hal: