Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Sering Membentak Anak, Ini 6 Dampak Buruknya

Kompas.com - 10/07/2021, 09:35 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Parents

Markham berpendapat serupa. Padahal, kata dia, anak-anak seharusnya dapat merasa dirinya dihargai dan tidak merasa kita sebagai musuh.

3. Memicu kecemasan, depresi, dan kepercayaan diri rendah

Sejumlah penelitian menemukan bahwa anak-anak yang dibentak orangtuanya lebih rentan mengalami kecemasan dan tingkat depresinya juga meningkat.

Menurut Markham, perasaan kecemasan didapatkan anak dari orangtuanya. Bagaimana ayah atau ibunya bereaksi terhadap kesalahan yang mereka buat dapat merangsang kecemasan anak. Membentak tentu saja bukanlah pengalaman yang menenangkan buat anak.

Tak hanya itu, psikolog klinis sekaligus penulis There When He Needs You: How to Be an Available, Involved, and Emotionally Connected Father to Your Son, Neil Bernstein, PhD mengatakan, kenegatifan adalah "bahan bakar" untuk kecemasan dan depresi. Pada anak, bentakan orangtua bisa menciptakan ledakan kenegatifan yang akan bertahan lama.

Baca juga: Agar Anak Percaya Diri dan Memiliki Self-Esteem yang Baik

4. Merusak ikatan dengan anak

Kebiasaan membentak akan merusak hubungan baik antara orangtua dan anak. Bentakan tidak akan menumbuhkan empati dan membuat anak merasa orangtuanya tidak berada dalam tim yang sama dengannya.

Sering kali, anak-anak meninggalkan interaksi ketika dibentak karena merasa defensif dan tidak terhubung dengan orantuanya. Mereka menjadi tidak terbuka untuk perubahan, tidak reseptif, dan sulit terhubung secara lebih mendalam dengan orangtuanya.

"Selama 40 tahun saya menjadi psikolog, saya sudah melihat ribuan anak dan tidak ada satu pun yang mengatakan pada saya bahwa mereka merasa lebih dekat dengan orangtuanya setelah dimarahi," kata Bernstein.

5. Membahayakan anak

Berbagai studi telah mengilustrasikan bagaimana membentak anak dapat membahayakan mereka.

Salah satu studi menyebutkan bahwa meneriaki atau membentak anak adalah salah satu ukuran untuk cara mendisiplinkan yang keras dan menyimpulkan bahwa anak-anak yang didisiplinkan dengan cara ini cenderung memiliki prestasi sekolah yang buruk dan masalah perilaku.

Studi lain menunjukkan bahwa membentak memberikan efek yang sama pada anak, sama seperti hukuman fisik.

Studi lainnya bahkan menyimpulkan bahwa pelecehan verbal dan sering dibentak dapat mengubah cara otak anak berkembang.

6. Memberikan contoh komunikasi yang buruk

Anak-anak masih belajar dalam memiliki kemampuan mengatur emosi yang baik. Jika orangtua tak menunjukannya, mereka akan semakin sulit memahami itu.

Orangtua yang mudah membentak ketika merasa kesal akan mengajari anak bagaimana mereka merespons situasi frustrasi kelak.

Dengan kata lain, seseorang yang sering membentak anak akan membesarkan anak yang juga akan suka membentak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com