Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2021, 18:20 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Karena meningkatkan resiliensi itu harus dilakukan dengan usaha, jadi ada beberapa cara yang bisa terapkan sebagai upaya untuk menguatkan diri sendiri.

1. Melakukan aktivitas yang kita sukai

Kehilangan afek positif saat pandemi Covid-19 adalah penyebab utama resiliensi menjadi sangat rendah.

Oleh sebab itu, Bagus merekomendasikan agar kita dapat melakukan aktivitas yang kita sukai untuk mengembalikan afek positif tersebut.

"Misalnya, bagi yang suka berolahraga, menari, memasak, membaca, dan lainnya, sebaiknya itu lakukanlah."

"Dengan begitu, otak kita akan lebih tenang dan tidak menguras energi mental," ungkap dia.

Baca juga: Cara Membiasakan Berpikir Positif untuk Mengatasi Kecemasan

Di samping itu, berolahraga juga dapat mengeluarkan hormon yang membuat kita menjadi lebih senang dan rileks.

2. Memiliki pemikiran yang positif dan berkembang

Menurut psikolog dari Fakultas Psikologi UI, Pudjiati, Msi, orang-orang dengan pemikiran yang positif dan berkembang (growth mindset) itu akan lebih mudah meningkatkan resiliensi.

Sebab, mereka memiliki pemikiran yang lebih optimistis, dan lebih maju agar bisa menghadapi situasi yang sulit.

"Tetapi, itu juga dipengaruhi oleh bagaimana kondisi atau faktor-faktor lain yang mendorong orang bisa resiliensi," ujar dia.

"Karena tidak semua orang bisa resiliensi di semua keadaan, pasti akan terpuruk juga. Namun, berapa lama dia dapat mengatasinya dan bangkit kembali," imbuh dia.

3. Berkomunikasi dengan orang lain

Komunikasi adalah kunci supaya orang-orang dapat meningkatkan resiliensi. Kita bisa melakukan komunikasi kepada keluarga, orang lain, bahkan Tuhan.

Baca juga: Hak Komunikasi Anak dan Tantangan Orangtua di Masa Pandemi

Pudjiati mengungkapkan, dalam penelitan terkait resiliensi pada keluarga-keluarga di Minang, Batak, dan Jawa, ditemukan kalau komunikasi sebagai faktor penentu terjadinya resiliensi.

"Melalui komunikasi atau tetap terhubung dengan orang lain mungkin akan membuat beban berkurang."

"Sehingga kita perlahan dapat meningkatkan resiliensi. Ini juga bagian dari mekanisme koping," kata dia.

Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia dan tim pakar Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro S. Wongkaren ikut memberikan pandangannya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com