Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2021, 12:44 WIB
Intan Pitaloka,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber ecowatch

KOMPAS.com -  Di dunia, ada orang-orang yang dianugerahi umur panjang, hingga lebih dari 100 tahun. Kelompok ini biasa disebut dengan nama centenarian.

Namun, kelompok centenarian jumlahnya tak banyak. Sebagai gambaran, di Amerika Serikat,  jumlahnya kurang dari dua untuk setiap 10.000 orang.

Kendati demikian, ada beberapa wilayah di dunia yang disebut "zona biru", di mana di sana dikenal banyak orang yang hidup dengan usia lebih dari 100 tahun.

Lima wilayah yang dikenal dengan populasi centenarian besar adalah, Ikaria, Yunani; Okinawa, Jepang; Ogliastra, Sardinia; Loma Linda, California; dan Semenanjung Nicoya, Kosta Rika.

Baca juga: Rahasia Panjang Umur, Simak Saran Makanan dari Centenarian

"Pertanyaan lainnya adalah jika seseorang hidup sampai usia 100 tahun, akan seperti apa? Apakah akan terbaring di tempat tidur dan tidak mampu mengurus diri sendiri?"

"Atau apakah akan cukup mandiri dan kuat?" kata Steven N. Austad, Ph.D., ilmuwan yang mempelajari mekanisme seluler dan molekuler penuaan di Pusat Kesehatan Universitas Texas di San Antonio, AS.

Nah, strategi hidup dari orang-orang kelima wilayah "zona biru" tersebut cenderung berbeda dan unik, tapi mereka memiliki satu kesamaan yaitu gaya hidup. 

Mereka bisa mencapai usia yang panjang karena cara hidup yang mengoptimalkan lamanya waktu tubuh dan pikiran untuk bisa tetap berada di dunia.

Menurut peneliti zona biru Dan Buettner, orang-orang di zona biru umumnya membuat sejumlah pilihan gaya hidup yang berimbas pada umur panjang, dan kesehatan.

1. Bergerak dalam keseharian

Ketika banyak orang menghabiskan waktu dan uang untuk mengikuti keanggotaan gym dan sengaja memberi waktu di tengah kesibukan, orang-orang di zona biru justru tidak berolahraga.

Baca juga: 5 Manfaat Karbohidrat Ubi Jalar, Turun Berat Badan hingga Umur Panjang

Mereka bergerak secara alami, tanpa berpikir.

Gaya hidup mereka mendorong untuk bergerak sepanjang hari, entah itu mendaki gunung sambil menggembala kambing, atau merawat kebun yang ditanami sayuran.

Jadi, mengapa kita tidak meniru mereka. Mencoba bergerak lebih natural di lingkungan rumah, ketimbang menghabiskan waktu satu jam di gym setelah duduk 12 jam sehari.

2. Menetapkan tujuan hidup

Di zona biru, orang tahu mengapa mereka bangun di pagi hari.

Mereka puas dalam hidup mereka, dan tahu ke mana mereka pergi dan mengapa. Lalu, mereka pun tidak terburu-buru untuk mencapainya.

Mereka juga tidak perlu membuktikan diri kepada siapa pun. Penelitian menyebut, merasakan tujuan hidup dapat menambah harapan hidup hingga tujuh tahun ke depan.

3. Mengatasi stres

Stres dapat menyebabkan peradangan kronis, dan peradangan itu terkait dengan setiap penyakit yang berkaitan dengan usia.

Tidak ada tempat di dunia ini di mana orang tidak mengalami kelebihan beban dan stres, tetapi perbedaannya adalah, orang-orang di zona biru tahu cara menguranginya.

Mereka tidur siang, berdoa, meluangkan waktu beberapa menit untuk mengingat dari mana mereka berasal.

4. Makan secukupnya

Orang-orang di zona biru menyantap makanan di sore hari, dan tidak makan apa pun selama sisa hari, atau pun sepanjang malam.

Mereka berhenti makan ketika mereka merasa sekitar 80 persen kenyang.

Kesenjangan antara tidak merasa lapar dan merasa kenyang membantu konsistensi berat badan dan menjaga tubuh tetap sehat.

Baca juga: Diet Sehat dan Seimbang adalah Kunci Umur Panjang, Benarkah?

5. Makan sayuran dan kacang-kacangan

Untuk mendapatkan protein yang cukup, kebanyakan dari kita justru makan banyak daging, tetapi orang-orang zona biru makan daging hanya sekitar lima kali dalam sebulan.

Penelitian menunjukkan, makan daging merah dapat menyebabkan kematian dini.

Namun, kita dapat memeroleh protein dari pola makan nabati dengan konsumsi banyak kacang-kacangan. Misalnya, lentil, kacang hitam, atau pun kacang kedelai.

Kita hanya perlu makan sekitar setengah cangkir kacang sehari, demi umur panjang.

6. Memelihara iman

Menurut penelitian, orang-orang yang menjadikan ibadah sebagai bagian dari keseharian, hidup 4-14 tahun lebih lama daripada mereka yang tidak beribadah.

Para ahli lantas berpikir, persoalan keimanan semacam ini ada hubungannya dengan perasaan memiliki komunitas yang lebih besar dari diri sendiri.

7. Prioritas keluarga

Di dalam keseharian kita, ada banyak penekanan pada diri sendiri, ambisi, pemenuhan kebutuhan.

Baca juga: 7 Hobi yang Bisa Bikin Umur Panjang

Namun, cara hidup para centenarian adalah dengan menjaga komunitas mereka tetap dekat.

Mereka membuat keputusan hidup berdasarkan generasi keluarga. Mereka menjaga orangtua dan kakek-neneknya yang sudah lanjut usia, dalam kehidupan bersama. 

Bagian ini ternyata terbukti menurunkan tingkat kematian bagi seluruh keluarga.

Mereka pun berinvestasi pada anak-anaknya, dan cenderung memiliki satu pasangan hidup, yang menurut penelitian dapat menambahkan harapan hidup hingga tiga tahun.

8. Tidak melupakan keluarga

Mereka yang hidup hingga lebih dari 100 tahun menciptakan lingkungan sosial yang mendukung dan berkomitmen dengan sekelompok kecil orang di sekitarnya.

Jejaring sosial yang terjalin erat ini memengaruhi perilaku yang memperpanjang hidup.

Meskipun kita mungkin tidak tinggal di Jepang, Yunani, atau bahkan California, kita dapat hidup seperti yang kita lakukan dengan membuat perubahan kecil setiap harinya.

Dan ingat, menikmati hidup dan bersyukur adalah cara terbaik untuk menjalani umur kita, selama mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com