KOMPAS.com - Kampanye less meat alias pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi daging merah belum lama ini jadi sumber perdebatan sengit di media sosial.
Hal ini berawal dari konten salah satu akun yang menganjurkan pentingnya mengurangi konsumsi daging dengan alasan krisis iklim. Makanan berbasis daging dikatakan menghasilkan lebih banyak gas karbon, hal yang buruk bagi bumi.
Masyarakat diminta lebih sering mengkonsumsi sayur dan biji-bijian karena dianggap pilihan yang lebih baik untuk lingkungan.
Konten ini langsung jadi sasaran kritik netizen yang menyatakan jika kampanye less meat tidak tepat diterapkan di Indonesia.
Alasannya, masyarakat lokal sudah sejak lama menerapkan pola makan plant based dan tingkat konsumsi dagingnya cenderung masih rendah.
Baca juga: 10 Hal yang Terjadi Jika Berhenti Makan Daging Merah
"Less meat less meat apaan sih. Tingkat konsumsi daging masyarakat di sini masih rendah, BANYAK MAKAN DAGING gais ga usah diturut yang begini ini.", cuit akun @Sam_Ardi.
Pendapatnya ini langsung direspon dengan komentar senada oleh sejumlah warganet lainnya.
"Indonesia disuruh less meat mau separah apaan ya.. masih banyak yg makan daging aja kalo idul adha doang", ujar akun @citrinechrysant.
"less meat apaan? Indonesia tuh negara paling vegetarian friendly lho! Pada nyadar ga?" cuit akun @asot_2012 yang disukai oleh 8,1 ribu pengguna Twitter lainnya.
Beberapa juga mengemukakan pendapat bahwa angka stunting dan anemia masih tinggi sehingga pola makan less meat jelas belum cocok dipraktikkan.
Baca juga: Konsumsi Daging Merah, Baik atau Buruk untuk Kesehatan?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.