Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Fat Acceptance", Gerakan Pembela Hak Orang Gemuk

Kompas.com - 07/10/2021, 07:40 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Mereka memegang papan bertuliskan "Kekuatan Gemuk," "Berpikir Gemuk," dan "Buddha Gemuk."

Selain itu, mereka juga membakar buku diet dan foto Twiggy, seorang supermodel pada masa itu yang dikenal sangat kurus.

Penyelenggara acara sekaligus tokoh radio lokal, Steve Post, mengatakan, beratnya mencapai 113 kg dengan tinggi 180 cm. Dia mengaku sering dipermalukan karena ukuran tubuhnya.

Alih-alih merasa malu, Post mengatakan, orang gemuk seharusnya merasa senang dan bangga dengan tubuhnya.

Ini bertentangan langsung dengan apa yang masyarakat katakan kepada kita untuk berpikir tentang tubuh yang lebih besar.

Tahun berikutnya, gerakan fat acceptance mendapat dorongan ketika Llewelyn Louderback menulis sebuah artikel yang mendesak orang untuk menentang diet atau budaya penurunan berat badan.

Pada tahun 1969, Louderback dan Bill Fabrey mendirikan NAAFA karena mereka telah menyaksikan diskriminasi ukuran tubuh yang dihadapi oleh istri mereka.

Kemudian, anggota NAAFA lainnya yakni Judy Freespirit dan Sarah Fishman mengembangkan upaya feminis yang dikenal sebagai Fat Underground mulai menantang "fatphobia" dalam sains, khususnya di industri perawatan kesehatan.

Mereka juga menuduh lembaga medis gagal memberikan perawatan kesehatan yang layak untuk penyanyi Cass Elliot, yang meninggal pada tahun 1974 karena gagal jantung pada usia 32 di tengah perjuangan panjang dengan berat badannya.

Meski pada akhirnya Fat Underground dibubarkan pada tahun 1983, upaya para anggotanya dan NAAFA yang masih ada sampai sekarang,  dipuji karena memainkan peran penting dalam gerakan hak-hak orang gemuk.

Merayakan kemenangan atas diskriminasi

Pada tahun 1993, gerakan fat acceptance merayakan kemenangan hukum yang besar setelah Bonnie Cook berhasil memenangi gugatan diskriminasi berat badan di Pengadilan Banding Amerika Serikat.

Baca juga: Merasa Susah Gemuk padahal Banyak Makan, Begini Penjelasannya

Dengan tinggi 157 cm dan berat 158 kg, Cook mengaku ditolak bekerja di pusat penyandang disabilitas Rhode Island yang dikelola negara karena berat badannya.

Padahal, Cook memiliki rekam jejak yang baik di industri ini, tetapi negara bagian Rhode Island menolak lamarannya karena berat badannya membuat dia lebih rentan untuk mengembangkan masalah kesehatan yang serius.

Para hakim yang mengadili kasusnya pun berpendapat, negara mendiskriminasi Cook karena kegemukannya membatasi aktivitasnya di tempat kerja, atau ada persepsi berat badannya melumpuhkan, terlepas dari apakah itu benar atau tidak.

Diskriminasi yang dihadapi orang gemuk

Selain Bonnie Cook, di abad ke-21, orang-orang dengan ukuran besar semakin banyak berbicara tentang diskriminasi yang mereka alami, dan banyak ahli terus meneliti tentang fatphobia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com