Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2021, 09:51 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diangkat WFMH sekaligus mencerminkan bagaimana dampak pandemi Covid-19 semakin menampilkan akses kesehatan mental yang tidak setara.

Kondisi tersebut juga menciptakan masalah kesehatan mental baru pada orang-orang di seluruh dunia.

Pada intinya, momen ini adalah pengingat akan beratnya kesehatan mental bagi setiap orang dan bahaya mengabaikannya.

"Kesehatan mental sangat terkait dengan hampir setiap masalah sosial yang kita hadapi dan trauma global yang diciptakan," kata Dan Hoffmann, anggota pendiri dan kepala pemasaran organisasi nirlaba Project Healthy Minds.

"Momok perang, ketakutan akan kekerasan, rasa sakit akibat kekerasan rasial dan ketidakadilan, dan banyak lagi masalah lainnya memiliki dampak mendalam pada kesehatan mental," ujar dia.

Ditambah lagi, pandemi Covid-19 juga telah menciptakan tantangan kesehatan mental baru dan memperburuk yang lain.

Baca juga: Bullying Antar Saudara Pun Berdampak pada Kesehatan Mental

"Untuk mengatasi masalah ini, individu harus memiliki akses ke informasi tentang bagaimana kesehatan mental terwujud dan perawatan apa yang tersedia," ungkap profesor psikologi di Tulane University Traumatology Institute, Charles Figley.

Tantangan dan intervensi yang bervariasi

Pengalaman setiap orang sangat bervariasi berdasarkan lokasi, budaya, dan pengalaman mereka, yang semuanya harus dipertimbangkan saat memperluas perawatan kesehatan mental.

"Setiap budaya masyarakat memiliki kebiasaan, nilai, dan norma komunitasnya sendiri yang unik," kata koordinator proyek untuk organisasi Project HOPE, Rawan Hamadeh.

"Sangat penting bahwa kesehatan mental didekati dengan cara yang mengutamakan budaya dan adat istiadat setempat, serta menawarkan perawatan kesehatan mental dengan cara yang kompeten secara budaya," tutur dia.

Baca juga: Mengapa Instagram Berbahaya bagi Kesehatan Mental Remaja Perempuan

Hamadeh juga menambahkan, poin yang perlu dipertimbangkan termasuk:

• Tingkat stigma dalam mencari layanan kesehatan mental.

• Aksesibilitas ke layanan kesehatan mental berkualitas tinggi.

• Banyaknya teknik penyembuhan alternatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com