Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Hubungan Asmara

Kompas.com, 9 November 2021, 14:55 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Apakah merasa pasangan tiba-tiba menjauh dan terlihat enggan berurusan dengan kita? Hati-hati, mungkin saja tanpa sengaja kita telah melakukan beberapa hal atau kebiasaan yang membuat hubungan asmara kita kurang menyenangkan.

Nah, jika tak ingin hubungan terus memburuk sampai membuat kita dan pasangan putus, mulai sekarang, hindarilah sembilan kebiasaan yang memperburuk hubungan asmara, seperti berikut ini.

Terlalu fokus pada ponsel

Memang, di zaman modern seperti saat ini, rutin mengecek smartphone sudah menjadi hal biasa. Namun jika kita terlalu terobsesi mengecek ponsel, hubungan asmara kita bisa terganggu lho.

“Salah satu kebiasaan terburuk yang membuat hubungan hancur adalah tak berhenti melihat smartphone meski sedang bersama pasangan,” ujar Carole Lieberman M.D., seorang psikiater di Beverly Hills, California.

“Melihat telepon terus menerus membuat pasangan merasa bahwa mereka tidak dianggap penting atau tidak dianggap ada,” tambahnya.

Jadi solusinya, matikan ponsel saat tengah makan malam bersama, menghabiskan waktu berdua, atau saat pasangan butuh perhatian penuh dari kita.

Cemburu

Menurut Michele Kerulis, EdD, profesor konseling di Universitas Northwestern, kecemburuan dalam hubungan bisa datang dari rasa takut diabaikan, tidak merasa cukup baik, atau kurangnya percaya diri.

Tak hanya itu, rasa takut dikhianati dan pengalaman dari hubungan masa lalu pun bsisa jadi penyebabnya.

Untuk menangani hal ini, ia pun menyarankan agar kita mengatakan perasaan dan kekhawatiran kita pada pasangan.

“Luangkan waktu untuk berbicara dengan pasangan tentang situasi tertentu yang membuat Anda merasa cemburu dan jelaskan mengapa Anda merasa seperti itu,” saran Dr. Kerulis.

“Jika Anda sering cemburu sepanjang hidup, baik dalam hubungan romantis, persahabatan, atau dengan anggota keluarga, ada baiknya berdiskusi dengan konselor guna memproses perasaan tersebut,” tambahnya.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Rasa Cemburu

Mengomel dan mengeluh

Pasangan yang hobi mengomel bisa memicu perpecahan. Jadi, pakar hubungan asal Dallas, Melanie Ross Mills, PhD, menyarankan agar berusaha untuk menahan diri serta memprioritaskan pendekaan yang baik pada pasangan,” ujarnya.

Mills juga menyarankan agar kita mempertimbangkan untuk menunggu waktu yang tepat untuk mendiskusikan jika ada masalah.

“Bersabarlah jika mereka belum siap dan minta agar mereka memberi tahu kita saat waktu tepat itu tiba. Saat itu, kita bisa mencurahkan hati kita, alih-alih mengomel dan mengeluh,” katanya.

Tidak tahu terima kasih

Memang sulit untuk mengapresiasi setiap hal kecil yang diberikan pasangan. Namun, menurut Dr. Mills, itu adalah disiplin hidup yang harus ditanamkan.

“Melihat hal baik apapun yang mereka lakukan akan membantu kita. Saya menyarankan untuk berterima kasih pada pasangan setiap mereka melakukan hal kecil: dari membuang sampah hingga membantu menyiapkan makan malam bagi keluarga,” ujarnya.

Baca juga: 10 Tips Menangani Pasangan yang Kekanak-kanakkan

Ilustrasi pasangan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi pasangan.
Kurangnya komunikasi

Kurangnya komunikasi yang efektif dapat menimbulkan rasa kebencian, kesalahpahaman, sakit hati, dan perasaan tidak dihargai.

“Alih-alih membiarkan gangguan kecil berlarut-larut, bicarakanlah saat waktunya tepat,” kata Dr. Mills.

“Jangan biarkan terlalu banyak waktu berlalu yang dapat menyebabkan Anda menginternalisasi perasaan Anda yang sebenarnya. Bagikan dengan pasangan tentang apa yang terjadi setiap hari,” tambahnya.

Kehilangan sense of self

Sangat umum bagi seseorang kehilangan sense of self jika mereka tidak berusaha keras untuk terus tumbuh, belajar, dan berkembang.

Karena itu, dr. Mills mengatakan agar kita tidak lupa memiliki hidup sendiri dan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan diri, tanpa menunggu pasangan tertarik pada minat yang sama.

“Percaya atau tidak, ini justru membuat Anda semakin menarik. Anda berkontribusi pada dinamika hubungan karena Anda memiliki minat, Anda menarik, dan Anda percaya diri,” ujarnya.

Baca juga: 10 Tanda Pasangan Sangat Mencintaimu

Bertengkar via pesan singkat

Bertengkar memang tidak menyenangkan, apalagi jika kita berada jauh dari pasangan.

"Pasangan yang berada dalam hubungan jarak jauh atau tidak berada di sekitar sepanjang waktu, kemungkinan besar akan terlibat dalam pertengkaran teks," kata Gabriella I. Farkas MD, PhD, seorang psikiater di Hofstra Northwell School of Medicine di The Zucker Hillside Hospital di Glen Oaks, New York.

“Bertengkar teks adalah salah satu kebiasaan buruk yang dilakukan orang-orang yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan dalam suatu hubungan.”

Menurutnya, bertengkar via pesan singkat merupakan salah satu kebiasaan yang bisa memicu memburuknya suatu hubungan.

Pasalnya, akan sulit mendiskusikan perasaan satu sama lain karena berbagai hal, termasuk karena kita tak bisa mengetahui apa reaksi pasangan, membuat kita terus mengirim pesan meski kata-kata kita menyakiti perasaan pasangan.

“Alih-alih bertengkar via SMS yang membuat emosi sulit tersampaikan. Lebih baik sabar dan menunggu ingga mendapat kesempatan untuk berdiskusi tatap muka,” ujarnya.

Melewati batas

Berbicara dengan mengatasnamakan pasangan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Mengutip sebuah artikel di Psychology Today, perilaku ini bisa mengganggu karena  dipandang merendahkan, tidak sopan, lancang, dan menghalangi perasaan diri seseorang.

“Tanpa menyadarinya, kita mungkin mengambil keputusan tanpa berdiskusi dengan pasangan, bahkan untuk hal-hal terkait dirinya. Ketika ini terjadi, itu tidak hanya menyakiti pasangan  dan perasaannya terhadap kita, tetapi juga menganggapnya tidak penting,” kata artikel itu.

Tak ingin mencoba hal baru

Meski tak bisa dipaksakan, menurut artikel dalam Psychology Today, membatasi diri sendiri dari mencoba pengalaman baru dapat mengurangi spontanitas dan semangat kita.

Lalu ketika hidup kita menjadi tidak menarik, maka hubungan pun bisa terpengaruh.

Baca juga: 7 Cara Menerima Pasangan agar Hubungan Langgeng

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau