Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 3 Asupan "Tampak Sehat" yang Bisa Picu Hipertensi

Kompas.com - 18/11/2021, 16:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Meskipun mungkin tidak selalu disebabkan oleh sesuatu yang mendasarinya, sekitar 1:20 kasus hipertensi terjadi sebagai akibat dari kondisi kesehatan atau obat-obatan tertentu.

Orang dewasa yang sehat berusia di atas 40 tahun harus secara rutin memeriksakan tekanan darahnya, setidaknya sekali setiap lima tahun.

Baca juga: Benarkan Garam dan Makanan Asin Memicu Tekanan Darah Tinggi?

"Tekanan darah bisa berfluktuasi sepanjang hari. Merasa cemas atau stres juga dapat meningkatkan tekanan darah," begitu bunyi uraian NHS.

Sebagai panduan umum, tekanan darah yang dianggap tinggi atau pertanda hipertensi jika berada di angka 140/90mmHg atau lebih tinggi (150/90mmHg atau lebih tinggi jika kita berusia di atas 80 tahun).

Di samping itu, tekanan darah ideal biasanya dianggap antara 90/60mmHg dan 120/80mmHg.

Tekanan darah dicatat dengan dua angka. Tekanan sistolik adalah angka yang lebih tinggi dan merupakan kekuatan di mana jantung kita memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan diastolik, angka yang lebih rendah, adalah resistensi terhadap aliran darah di pembuluh darah.

Keduanya juga diukur dalam milimeter air raksa (mmHg).

Baca juga: 6 Cara Alami Turunkan Tekanan Darah, Sudah Tahu?

Menurut Mayo Clinic, pengukuran tekanan darah yang lebih tinggi dari 180/120 mm Hg adalah situasi darurat yang memerlukan perawatan medis segera.

Namun, tekanan darah tinggi jarang memiliki gejala. Oleh sebab itu, kita perlu melakukan pemeriksaan secara rutin dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

"Tidak pernah terlalu dini untuk membuat perubahan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga lebih banyak."

"Ini adalah cara utama untuk melindungi diri dari hipertensi dan komplikasinya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com