Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tips Pintar Menyimpan Uang dari Orang Kaya di Dunia

Kompas.com - 20/11/2021, 12:03 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berusaha menabung dan menyimpan uang memang tidak selalu mudah. Terkadang, kita tetap gagal menabung meski sudah menekan pengeluaran.

Namun, jika tahu triknya, sebenarnya kita bisa membuat rencana keuangan yang akan menguntungkan kita di masa depan nanti.

Nah, berikut ini ada beberapa tips menabung dari berbagai jutawan terkenal, seperti dilansir dari Reader’s Digest.

Singkirkan kartu kredit

Menurut pemilik Dallas Mavericks, Mark Cuban, katu kredit adalah investasi buruk karena suku bunganya yang tinggi.

Selain suku bunga tinggi untuk utang kartu kredit, membayar dengan kartu kredit juga bisa membuat kita menghabiskan lebih banyak uang tanpa disadari.

Bahkan, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Marketing Letters, peneliti MIT menemukan bahwa orangi menghabiskan hingga 100 persen lebih banyak saat membayar dengan kartu kredit dan bersedia membayar dua kali lipat untuk suatu barang dibandingkan mereka yang membayar tunai.

Pantau proses menabung

Mengawasi kemajuan tabungan dapat meningkatkan motivasi dan membuat kita bertanggung jawab saat menabung.

Bahkan, pendiri Microsoft Bill Gates membagikan sebuah tip bermakna sama dalam surat tahunan 2013 untuk Bill and Melinda Gates Foundation. Berikut bunyinya:

“Pada tahun lalu saya berulang kali dikejutkan oleh betapa pentingnya pengukuran untuk memperbaiki kondisi manusia,” tulisnya.

“Anda dapat mencapai kemajuan luar biasa jika menetapkan tujuan yang jelas dan menemukan ukuran yang akan mendorong kemajuan menuju tujuan itu,” ujarnya.

Intinya, baik menggunakan aplikasi anggaran atau daftar kertas sederhana, melacak tabungan dapat membawa kita lebih dekat untuk mencapai tujuan kita.

Baca juga: 6 Kebiasaan yang Bikin Sulit Kaya, Menurut Para Miliarder

Hidup sederhana

Hidup sederhana itu penting. Ambil contoh salah satu orang terkaya di dunia, CEO dari Berkshire Hathaway, Warren Buffett yang memiliki kekayaan 88 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,25 triliun.

Buffett masih menggunakan sebuah ponsel flip dan tinggal di rumah yang dibelinya pada tahun 1957 dengan harga 31.500 dolar AS atau sekitar Rp 448 juta. Lalu, pengusaha minyak T. Boone Pickens juga hanya mengisi lemarinya dengan barang-barang dasar.

“Orang-orang selalu terkejut bahwa saya tidak memiliki lemari yang penuh dengan jas,” kata Pickens kepada Kiplinger.com.

“Saya membeli tiga setelan setiap lima tahun atau lebih dan hanya memiliki sepuluh buah. Hanya itu yang saya butuhkan,” ujarnya.

Investasi untuk diri sendiri

Menginvestasikan uang memang penting. Namun menurut Tucker Hughes yang menjadi milyuner di umur 22 tahun, investasi terpenting adalah investasi untuk diri sendiri.

“Membaca setidaknya 30 menit sehari, belajar bahasa asing, dengarkan podcast yang relevan saat mengemudi, dan cari mentor yang baik adalah investasi,” tulisnya dalam unggahan di blognya.

"Mengonsumsi pengetahuan layaknyai udara dan menempatkan belajar di atas segalanya akan menjamin pengembalian investasi yang besar—tidak peduli ke mana arah pasar saham berjalan,” kata Hughes.

Baca juga: Inilah Perilaku yang Tak Dilakukan Orang-orang Kaya

Mengurangi “jajan”

Ketika jutawan Chris Reining menjadi kecewa dengan pekerjaannya di bidang IT (teknologi informasi), dia memutuskan untuk mulai menabung lebih dari setengah pendapatannya.

Pada usia 35 tahun, dia telah mengumpulkan uang sebesar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 14,24 miliar.

Rahasianya? Menghilangkan pembelian kecil yang tidak perlu, seperti membeli kopi.

“Saya tahu banyak orang mengatakan kita tidak perlu khawatir membeli kopi seharga lima dolar saja, tetapi semakin saya memikirkannya, memotong biaya itu adalah cara baik untuk memulai,” kata Reining dalam sebuah wawancara dengan CNBC Make.

Tetapkan tujuan besar

Meskipun mengurangi pengeluaran kecil adalah awal yang baik, para jutawan juga merekomendasikan untuk bermimpi besar saat menetapkan tujuan penghematan.

“Satu-satunya kesalahan finansial terbesar yang saya buat adalah tidak berpikir cukup besar,” tulis jutawan Grant Cardone dalam sebuah unggahan di blognya.

Dari sana, Brian Lim, jutawan dan CEO Into The Am dan iHeartRaves, menyarankan untuk mengembangkan rencana tindakan dengan bekerja mundur dari jumlah target kita.

“Tentukan angka kebebasan finansial tertentu sebagai tujuan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Santander Bank.

“Kemudian hitung mundur berapa banyak yang harus Anda hasilkan untuk mencapai tujuan itu,” tambahnya.

Baca juga: 7 Kesalahan Mental yang Harus Dibenahi Jika Ingin Kaya...

Cari pemasukan dari manapun

Sebuah studi lima tahun tentang jutawan mandiri menemukan bahwa mayoritas dari mereka memiliki banyak sumber pendapatan, mulai dari penyewaan real estat, investasi pasar saham hingga bisnis sampingan.

Bahkan 65 persen jutawan memiliki tiga sumber, 45 persen memiliki empat sumber, dan 29 persen memiliki lima sumber pendapatan atau lebih.

“Semakin banyak sumber pendapatan yang dapat Anda ciptakan dalam hidup, semakin aman rumah keuangan Anda,” tulis penulis studi tersebut.

Bahkan komedian Jay Leno, yang kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai 400 juta dolar AS atau Rp 5,67 triliun, memilik dua sumber pendapatan sejak awal karirnya.

"Saya akan menyimpan satu dan saya akan membelanjakan pendapatan satu lagi, biasanya yang saya belanjakan diambil dari pendapatan yang lebih kecil,” kata Leno kepada CNBC.

Beli barang yang membuat kita bahagia

Habiskan uang untuk passion kita, bukan yang lainnya. Itulah mantra yang membantu pengacara dan coach kekayaan Adeola Omole mengubah hutang 70.000 dolar AS-nya menjadi kekayaan bersih tujuh digit dalam waktu kurang dari tiga tahun.

“Singkatnya, itu berarti kita harus mulai membelanjakan uang untuk hal-hal yang membuat senang dan bersemangat,” kata Omole kepada Business Insider.

Menurutnya, setiap pengeluaran tambahan yang tidak menambah nilai dalam hidup harus dikurangi atau dihilangkan sama sekali.

Baca juga: 4 Hal Utama yang Bedakan Orang Kaya dan Orang Kelas Menengah

Menabung otomatis

Ryan Stewman, seorang jutawan dan penulis buku laris Elevator to the Top, mengatakan bahwa trik menabungnya adalah menarik uang secara otomatis dari gajinya untuk dimasukkan ke rekening tabungan.

“Ketika saya masih muda, itu 25 dolar AS seminggu. Sekarang sekitar 1.000 dolar AS per minggu. Saya tidak pernah melewatkan uangnya, dan saya tidak bisa melihatnya di rekening tabungan tanpa login,” katanya kepada Santander Bank.

Menurut Stewman, kita bahkan tidak akan menyadari bahwa uang itu hilang. Lalu, saat tabungan bertambah, kita dapat menggunakannya untuk berinvestasi di saham atau melakukan pembayaran ekstra untuk hipotek atau pinjaman lainnya.

Berteman dekat dengan orang-orang sukses

Steve Siebold, multi-jutawan dan penulis dari How Rich People Think merekomendasikan untuk mengelilingi diri dengan orang-orang yang berbagi tujuan keuangan dan memotivasi kita untuk mencapainya.

“Kedekatan pada orang-orang yang lebih sukses dari Anda memiliki potensi untuk memperluas pemikiran dan meningkatkan penghasilan,” ujarnya.

Baca juga: Ingin Menabung tapi Gaji Kecil? Begini Caranya...

Patuhi aturan 50-30-20

Kyle Taylor dari The Penny Hoarder mengatakan kepada CNBC Make It bahwa dia menghasilkan jutaan dalam hitungan tahun berkat aturan "50-30-20 persen".

Dengan menggunakan rumus ini, ia menyisihkan 50 persen dari uang yang diperolehnya untuk tabungan dan kebutuhan seperti sewa dan bahan makanan, 30 persen untuk pembelian gaya hidup seperti pakaian baru, dan 20 persen untuk kegiatan menyenangkan seperti konser atau makan di luar.

Jangan membuat anggaran

Salah satu penulis buku terlaris New York Times sekaligus pendiri FinnishRich.com David Bach, merekomendasikan kita untuk tidak membuat anggaran.

“Lebih baik, otomatisasi kehidupan finansial. Anda tidak akan gagal,” ujarnya.
Selain gaji yang disetorkan secara otomatis, ia juga merekomendasikan untuk mengotomatisasi semua tagihan, termasuk pembayaran mobil, pembayaran hipotek, dan tagihan kartu kredit.

Hindari “want spending

Istilah "want spending” atau “pengeluaran keinginan” adalah sesuatu yang harus dihindari menurut Tom Corley, seorang ahli penciptaan kekayaan.

“Menurut data Biro Sensus, ada sekitar 30 juta orang yang menghasilkan uang lebih dari yang mereka butuhkan, tetapi bagaimanapun juga, tetap ada yang miskin,” jelas Corley.

“Orang-orang ini terlibat dalam sesuatu yang disebut pengeluaran keinginan. Mereka menghabiskan lebih banyak uang daripada yang mereka hasilkan untuk keinginan mereka,” tambahnya.

Biasanya, orang-orang ini memiliki ciri-ciri menyerah pada kepuasan instan, mengorbankan tabungan untuk membeli barang yang diinginkannya sekarang juga, menghabiskan terlalu banyak uang dengan memesan makanan atau makan di luar, serta berhutang untuk membiayai standar hidupnya.

Jadi, “want spender” ini membuat dirinya sendiri miskin dengan merasionalkan keinginan mereka untuk menghabiskan pengeluarannya dalam berbagai cara.

Jangan meminjamkan uang pada sahabat atau keluarga

Memang sulit. Pasalnya, jika tidak melakukannya, akan ada ketegangan, dan jika melakukannya, kita mungkin tidak akan pernah mendapatkan kembali uang yang kita pinjamkan dan mendapati diri membenci sahabat atau keluarga.

“Anda akan kehilangan teman dan uang Anda, padahal Anda bukan bank,” kata Bach.

Selain itu, meminjamkan uang pada teman dan keluarga akan membuat kita sulit menetapkan batasan pembayaran apalagi menagihnya.

Jadi, jika benar-benar harus meminjamkan uang kepada seseorang yang dekat dengan kita, pastikan pinjaman itu tidak terbuka. Buat timeline, dan patuhi itu.

Baca juga: Agar Tidak Boros, Yuk Lakukan 6 Hal Berikut

Jadilah “cerdas”

Corley meneliti ide belanja secara cerdas dalam buku Rich Habits Study miliknya dan menemukan beberapa strategi yang dapat membuat kita menjadi “cerdas” dalam berbelanja.

Berikut strategi tersebut:

Sebaiknya beli sesuatu dalam jumlah banyak.

“Jika dilakukan dengan benar, untuk barang yang tepat, membeli dalam jumlah besar dapat menghemat uang rumah tangga dan mengurangi limbah,” katanya.

Kertas toilet, sabun, deterjen, handuk kertas, dan sampo adalah barang-barang yang terbukti jauh lebih murah jika dibeli dalam ukuran yang lebih besar.

Lalu, prioritaskan makanan seperti saus apel, makanan kaleng, atau yogurt, yang dapat dimasukkan ke dalam stoples kaca dan disimpan untuk digunakan di masa mendatang.

Buatlah rencana makan

“Jika Anda dapat membuat sketsa menu untuk satu minggu dengan menggunakan bahan-bahan serupa, Anda terfokus untuk belanja ke toko kelontong saja dan akhirnya akan menghemat waktu belanja.

Melakukan upaya ini akan menghemat uang dan menjauhkan sisa makanan masuk ke pembuangan,” ujar Corley.

Hemat energi

Menurut Corley, menurunkan konsumsi energi dengan menukar lampu pijar dengan CFL atau LED dapat memotong pengeluaran bulanan kita.

Hindari gaya hidup merayap

Menurut Corley, jutawan mandiri selalu memastikan untuk menghindari pemborosan agar sesuai dengan peningkatan pendapatan mereka.

Jadi, ketika keinginan untuk membelanjakan uang muncul, fokuslah untuk menyimpannya ke dalam tabungan dan investasi yang nilainya tumbuh.

Kita juga perlu menyediakan sumber daya keuangan yang dapat kita manfaatkan untuk mempertahankan standar hidup.

Bayar dulu diri sendiri

Menurut Bach, ini adalah salah satu langkah paling penting untuk membangun kekayaan.
“Bayar diri Anda terlebih dahulu, setidaknya satu jam sehari dari penghasilan Anda,” desaknya.

“Anda akan bekerja 90.000 jam sepanjang hidup. Jadi Anda harus menyimpan setidaknya satu jam sehari dari pendapatan,” tambahnya.

Lalu, langkah selanjutnya adalah menyimpan dan menginvestasikannya, sebaiknya secara otomatis seperti yang disebutkan Bach sebelumnya.

Hemat, bukan pelit

Dalam penelitian Corley, ia menemukan bahwa 66 persen orang miskin mengaku pelit.

“Pelit bagi mereka berarti membelanjakan uang mereka untuk produk atau layanan termurah yang tersedia,” jelasnya.

Padahal, produk murah akan rusak lebih cepat daripada produk berkualitas.

Dia juga menunjukkan bahwa, ketika mencari layanan, mereka yang menyediakan layanan murah biasanya tidak berpengalaman atau kurang baik dalam apa yang mereka lakukan.

“Jika mereka bagus, mereka bisa memasang harga yang lebih tinggi. Penyedia layanan murah dapat membuat Anda masuk dalam banyak masalah, terutama dalam hal pajak, perwakilan hukum, atau bahkan hanya untuk memperbaiki mobil."

"Penyedia layanan murah dapat menekan biaya mereka dengan membayar gaji staf mereka lebih rendah. Ini berarti mereka tidak mendapatkan staf terbaik atau memilih staf yang tidak berpengalaman,” ujarnya.

Memang, menjadi pelit tidak selalu membuat kita miskin, namun itu berarti kita merelakan uang lebih sedikit hanya untuk hal yang berkualitas rendah.

Tidak pernah menyerah

Mungkin kedengarannya klise, tapi tidak pernah menyerah adalah jenis pola pikir yang akan membuat kita tetap maju.

“Apa pun yang terjadi, tidak peduli berapa kali Anda gagal, selama Anda bangkit dan mencoba lagi, Anda tidak akan kalah,” kata Bach.

Baca juga: 13 Kebiasaan yang Tak Pernah Dilakukan Orang Kaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com