Tak hanya itu, gangguan koordinasi perkembangan juga dapat terjadi bersamaan dengan kondisi umum lainnya pada anak-anak.
Misalnya, attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) alias gangguan yang membuat perhatian sulit terpusat, atau pun autism spectrum disorder (ASD).
Baca juga: Tingkah Laku Anak George Clooney yang Bikin Ayahnya Gembira
Anak-anak ini mungkin juga menunjukkan tanda-tanda otot yang lemah dan memiliki masalah berat badan karena masalah koordinasinya tadi.
Jika merasa kecanggungan atau masalah koordinasi anak berada di luar norma, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter anak.
Dengan berkonsultasi diharapkan kita mampu menentukan apakah anak mengalami gangguan koordinasi perkembangan.
Jika dokter anak mencurigai adanya DCD, kemungkinan dokter akan merekomendasikan terapi fisik dan okupasi untuk membantu anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halusnya.
Dengan terapi semacam itu, dia dapat belajar mengatasi masalah koordinasi tadi.
Selain itu, mendorong anak untuk berolahraga atau membuatnya lebih aktif dalam pendidikan jasmani juga dapat membantu.
Intinya, kecerobohan merupakan sesuatu yang umum terjadi pada anak, meski ada garis tipis antara masalah koordinasi sehari-hari dan gangguan koordinasi perkembangan.
Baca juga: Anak Sering Makan Berlebihan, Waspadai Mungkin Gejala Stres
Jadi, jika orangtua melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan, diskusikan masalah ini dengan dokter anak.
Dokter bisa mengidentifikasi dan dapat membantu anak mendapatkan terapi yang tepat untuk membantu menghadapinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.