Kondisi terjadi karena sistem pencernaan tidak dapat mencerna gula atau protein tertentu yang ditemukan dalam beberapa makanan.
Misalnya, jika kita memiliki intoleransi laktosa, usus gagal menghasilkan cukup laktase, enzim yang mencerna laktosa.
Intoleransi laktosa bisa menyebabkan kram perut dalam waktu 20-30 menit setelah mengonsumsi segala bentuk produk susu.
Bentuk intoleransi makanan lainnya termasuk intoleransi susu, intoleransi fruktosa, intoleransi MSG, dan intoleransi terhadap bahan tambahan makanan.
Selain sakit perut setelah sarapan, gejala lain yang mungkin menyertai intoleransi makanan termasuk mual, kembung, gas, muntah, mulas, diare, dan lainnya.
Baca juga: Punya Gejala Serupa, Apa Beda Alergi dan Intoleransi Makanan?
Penyebab sakit perut setelah sarapan juga bisa karena alergi makanan. Ini adalah peningkatan keparahan dari intoleransi makanan.
Menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology (AAAAI), jika memiliki reaksi alergi terhadap makanan, artinya sistem kekebalan tubuh kita salah mengidentifikasi makanan tersebut sebagai potensi bahaya sehingga memasang pertahanan untuk melawannya.
Pertahanan dari sistem kekebalan tubuh itulah yang menyebabkan gejala seperti kram perut, mulut kesemutan atau gatal, gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh tubuh, pembengkakan wajah, diare, mual dan muntah, dan kesulitan bernapas.
Alergen makanan paling umum adalah protein dalam susu sapi, telur, kacang tanah, gandum, kedelai, ikan, kerang, dan kacang.
Baca juga: 5 Gejala Alergi Makanan yang Perlu Diwaspadai
Dispepsia adalah nama lain dari gangguan pencernaan dan bisa menjadi salah satu penyebab sakit perut setelah sarapan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.