Kita juga bisa bertanya kepada teman yang lebih dulu sudah memiliki buah hati. Jangan malu untuk bertanya karena saat menjadi orangtua tunggal, kita harus lebih aktif memastikan anak dalam keadaan baik-baik saja.
Membeli kebutuhan yang cukup sangat membantu ketika kita memiliki banyak pekerjaan.
Melansir dari What to Expect, apabila membeli kebutuhan yang ‘nanggung’, kita akan repot untuk bolak-balik ke pasar swalayan.
Hal itu tentu tidak efektif karena sang buah hati bisa terus-menerus ditinggal dan menjadi tak terpantau.
Untuk memudahkan, belilah kebutuhan bayi dengan kuantitas yang lebih banyak dan jadwalkan untuk belanja setiap sebulan sekali.
Dengan membeli dalam jumlah banyak, biasanya kita akan mendapatkan potongan harga yang bisa menghemat pengeluaran.
Kita juga bisa membelinya lewat toko daring, yaitu e-commerce, untuk memudahkan pengantaran barang.
Kita tak perlu repot-repot datang ke toko karena kebutuhan sang anak akan langsung dikirimkan ke rumah.
Alokasi waktu menunggu paket datang juga bisa kita gunakan untuk beristirahat.
Support system berguna untuk memberikan semangat dan kepeduliannya kepada kita. Sebagai orangtua tunggal, kita pasti kesulitan untuk bercerita karena tak memiliki pasangan.
Meskipun begitu, support system bisa hadir dalam wujud orang tua, teman, atau komunitas sesama orangtua tunggal.
Mereka bisa menjadi pendengar yang baik saat kita sedang berkeluh kesah, memberikan motivasi, menenangkan jiwa, memberikan tip-tips merawat buah hati, hingga membantu saat kita berada di keadaan yang sulit.
Jadi, jangan takut untuk mencari support system yang nyaman.
Menjadi orangtua tunggal dengan segudang jadwal, khususnya pekerjaan, tidaklah mudah. Di samping harus menyelesaikan pekerjaan kantor, kita juga harus mengurus sang buah hati.
Untuk mengatasinya, cobalah untuk selalu melihat jadwal kerja. Apabila kita memiliki jadwal masuk kantor, titipkan sang anak ke orang-orang yang bisa dipercaya, seperti orang tua.